Setelah pukulan forehand Petra Kvitova keluar garis lapangan, Naomi langsung berlutut. Kedua tangannya menutup wajahnya. Mungkin berdoa, mungkin juga tak percaya. Gadis muda ini menjuarai Australia Open 2019 setelah beberapa bulan sebelumnya menjuarai US Open 2018. Naomi Osaka resmi menjadi petenis nomor satu dunia.
September 2018. "Aku tahu semua orang bersorak untuknya, dan aku minta maaf karena harus berakhir seperti ini. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih karena menonton pertandingan," ujar petenis Jepang, Naomi Osaka sambil meneteskan air mata . Naomi Osaka menjadi juara US Open 2018 setelah mengalahkan pujaan tuan rumah, Serena Williams.
Winning speech paling menyedihkan yang mungkin pernah terdengar dari seorang pemenang Grandslam.Â
Seharusnya sang juara berbangga dan patut menebarkan sukacita. Akan tetapi itulah Naomi, wanita muda yang belum genap berusia 21 tahun itu masih polos dan merasa dia bukan siapa-siapa di hadapan Serena Williams yang baru dikalahkannya  dan penikmat tenis dunia yang menyaksikan kemenangannya itu di Flushing Meadows.
Maklum, dia bukan unggulan di turnamen itu, dan Serena Williams adalah kesayangan tuan rumah.
Banyak juga yang merasa bahwa kemenangan yang diraih Naomi hanyalah sebuah kebetulan karena saat itu Serena terpecah konsentrasinya karena merasa dirugikan oleh kepemimpinan wasit, Carlos Ramos. Ramos dan Serena memang beberapa kali bersitegang di pertandingan itu.
26 Januari 2019. Kurang lebih tiga bulan kemudian, gadis muda itu berada lagi di podium tertinggi Grand Slam, kali ini bukan di Amerika Serikat tetapi di Australia Open. Naomi Osaka berhasil menjadi juara Grand Slam untuk kedua kali beruntun setalah di final mengalahkan petenis Ceko, Petra Kvitova, 7-6, 5-7, 6-4.
"Saya membaca catatan sebelum ini, tetapi saya masih lupa apa yang seharusnya saya katakan. Terima kasih semuanya, saya benar-benar merasa terhormat telah bermain di final ini." ujar Naomi dari atas podium, masih saja polos dan rendah hati.
Tidak seperti di US Open, kali ini bergemuruh tepukan tangan untuk Naomi.
Naomi belum banyak berubah, tetapi dunia tenis sudah berubah karena dirinya. Naomi membawa harapan baru bahwa sudah lahir petenis bintang yang berusia muda setelah era Serena Williams dan bahkan Maria Sharapova.
Naomi sudah mengukir rekor dan sejarah baru yang luar biasa. Selain menjadi petenis Jepang pertama yang meraih gelar Grandslam sebanyak dua kali secara beruntun, Naomi juga sudah resmi menjadi petenis nomor satu dunia.
"Menjadi petenis nomor satu dunia terdengat sedikit aneh daripada menjadi juara di Australia Open. Saya rasa bisa mengatasinya besok," ujar Naomi sambil tersenyum.
Sebagai informasi, Naomi ini menjadi pemain pertama yang memenangkan dua piala Grand Slam secara beruntun sejak Serena Williams pada 2015, dan pemain pertama yang mempertahankan gelar perdananya di Slam berikutnya sejak Jennifer Capriati memenangkan Australia dan Prancis Terbuka di tahun 2001.
Naomi memang fenomenal. Memulai tahun 2018 dengan berperingkat 72 dunia, di awal tahun 2019 Â dengan gelar Australia Terbuka ini, Naomi sudah resmi beperingkat satu dunia.
Gaya bermain Naomi yang agresif menyerang dari baseline amat sulit diantisipasi oleh pemain lawan. Dari garis belakang, backhand dan forehand menghujam keras dan sulit dikembalikan lawan. Petra Kvitova sendiri yang juga dikenal dengan kekuatannya sering kehabisan tenaga ketika beradu pukulan dalam  reli panjang dengan Naomi. Â
***
Catatan pribadi Naomi  juga terbilang unik. Naomi bukan seratus persen berdarah Jepang. Naomi lahir pada 16 Oktober 1997 dari pasangan Tamaki Osaka dan Leonard San Francois. Ayahnya lahir di Haiti dan kuliah di New York University sebelum pindah ke Jepang, bertemu dan menikahi ibu Tamaki.
Kedua orang tua Naomi sepakat memberi marga Osaka bukan San Francois agar  mudah bila suatu saat keluarga memutuskan untuk tinggal di Jepang. Pada usia tiga tahun Naomi Osaka pindah ke Amerika Serikat bersama keluarganya dan tinggal di Florida.
Di akademi milik legenda tenis wanita ini, bakat Naomi semakin terasah baik. Chris Evert bahkan sering berbincang dengan Naomi yang dianggapnya sebagai calon bintang ketika berlatih di Evert Academy.
Sebelum Australia Terbuka dimulai, Naomi juga tak menyangkal bahwa Evert sangat mempengaruhinya.
Dia sangat baik. Setiap kali saya melihatnya, dia selalu datang dan mengatakan banyak kata-kata yang membesarkan hati jadi saya sangat berterima kasih untuknya, "kata Naomi.
Sesudah Naomi menjadi juara, Chris Evert  yang sekarang berusia 64 tahun mengatakan sesuatu yang menjadi kelebihan Naomi.
"Permainan tenisnya yang menarik, ditambah dengan karakter yang ia tampilkan di dalam dan luar lapangan, adalah kombinasi kemenangan yang benar-benar didambakan para penggemar tenis," kata Chris Evert yang juga sangat bahagia.
Sepakat dengan Evert, Naomi Osaka memang istimewa. Bintang tenis baru dunia telah lahir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H