Kini, kita pasti merindukan sosok Soeratin kembali lahir. Kita patut berharap muncul orang-orang atau persona yang mempunyai jiwa yang tulus mengabdi  dan semangat memperjuangkan sesautu yang besar seperti dirinya.
PSSI amat membutuhkan orang seperti Soeratin saat ini.
Berbagai badai persoalan yang menerpa PSSI dipercaya hanya dapat diselesaikan dengan cinta mula-mula yang diberikan para pendiri seperti Soeratin. Â Cinta yang dimulai karena yakin bahwa sepak bola dapat menjadi alat pemersatu, dan gambaran karakter dan kebesaran bangsa.
Soeratin meninggal pada 1 Desember 1959 di usia yang ke-60 tahun. Konon kabarnya, Soeratin sakit dalam kemiskinan di akhir hayatnya. Â Hidupnya mungkin miskin, namun sesuatu yang membuat dia patut berbangga, bahwa dia telah memberikan yang terbaik untuk PSSI, organisasi yang didirikannya.
Kita perlu dan patut berharap pemimpin PSSI yang baru yang terpilih berikutnya  memiliki jiwa dan semangat seperti Soeratin. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H