Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

3 Alasan Akan Adanya Tersangka Baru dalam Kasus Pengaturan Skor

7 Januari 2019   11:23 Diperbarui: 7 Januari 2019   12:48 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kasus Pengaturan Skor di Indonesia memasuki babak baruI Gambar : Tribun

Minggu ini para pecinta sepak bola Indonesia patut menunggu babak baru dalam kasus pengaturan skor atau match fixing di sepak bola nasional. Hal ini disebabkan karena pada Sabtu (5/1/2019) kemarin pihak Satgas Antimafia Bola mengeluarkan pernyataan baru tentang perkembangan kasus ini.   

 "Ada (kemungkinan tersangka baru)," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Syahar Diantono.    

Sebagai informasi, sampai saat ini sudah ada empat tersangka yaitu  itu adalah anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Johar Lin Eng; anggota Komite Disiplin (Komdis) PSSI, Dwi Irianto alias Mbah Putih; anggota komisi wasit, Priyanto; dan Anik Yuni Artika Sari, yang merupakan anak Priyanto.

Kombes Syahar tak menjelaskan jumlah dan dari pihak mana kemungkinan tersangka baru itu, tetapi dari perkembangan kasus kita dapat yakin bahwa memang masih akan ada tersangka lain. Mengapa demikian, paling tidak ada 3 (tiga) alasan yang dapat dikemukakan.

Pertama, baru satu kasus yang digunakan untuk menjerat para  tersangka. Dari catatan penyelidikan kasus, keempat  tersangka diduga terlibat dalam pengaturan skor laga Persibara Banjarnegara atau pengaturan skor di Liga 3 di Jawa Tengah.

Padahal jika kita melihat bagaimana permainan para mafia bola ini dari tayangan "PSSI Bisa Apa? Jilid I dan II" dari tayangan Mata Najwa, maka masih ada beberapa pertandingan yang diduga melakukan pengaturan skor tapi belum menghasilkan tersangka lain.

Contohnya, kasus dugaan pengaturan skor pada laga PSS Sleman vs Madura FC di babak 8 besar Liga 2 2018. Saat itu manajer Madura FC, Januar Herwanto, mengaku dihubungi oleh Exco PSSI, Hidayat, untuk bermain mata. Sampai sekarang Hidayat belum memenuhi panggilan Satgas.

Terakhir, Hidayat sudah mendapat hukuman dari Komdis PSSI.  Ia dilarang beraktivitas dalam sepak bola Indonesia selama tiga tahun dengan larangan dua tahun masuk ke stadion.

Satgas dipastikan akan terus bergerak di dalam kasus ini, kesulitan memanggil para terduga juga tidak akan menghentikan Satgas untuk masuk ke dalam penetapan tersangka.

"Yang diundang tidak hadir yang proses penyidikan ada pro justisia ikuti prosedur berlaku," jelas Kombes Pol Syahar.

Kedua, pengaturan skor yang diusut baru di Liga 3, belum di Liga 2 dan Liga 1. Kasus pengaturan skor ini diduga dilakukan di setiap level kompetisi. Jika kasus pengaturan skor Persibara Banjarnegara mewakili Liga 3, maka dugaan pengaturan skor dalam pertandingan PSS Sleman vs Madura FC dilakukan di babak 8 besar Liga 2 2018.

Bagaimana dengan klub liga 1. Terakhir media memuat tentang dugaan keterlibatan Persebaya Surabaya, meski pengaturan skor itu terjadi saat Persebaya merumput di Liga 2.

Kabarnya, dugaan pengaturan skor yang melibatkan Persebaya ini terjadi dalam pertandingan yang terjadi di Liga 2 2017. Dalam pertandingan yang digelar di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya tanggal 12 Oktober 2017, Persebaya kalah 0-1 dari Kalteng Putra pada 16 besar Grup C.

Sebelum pertandingan diungkap ada pertemuan antara Vigit Waluyo dan Cholid Ghoromah yang sudah berkomunikasi dengan bersama pengurus Kalteng Putra di Hotel Vasa. Pertemuan itu dimaksudkan sebagai wadah membahas hasil pertandingan tersebut.

Meskipun sudah dibantah oleh manajemen Persebaya, namun mencuatnya nama Vigit Waluyo dalam dugaan ini tidak bisa disepelekan. Nama Vigit sendiri kerap disebut sebagai pelaku utama pengaturan skor di Indonesia oleh Bambang Suryo. Suryo sendiri telah dihukum seumur hidup tidak boleh aktif oleh PSSI. Sedangkan VW masih belum tersentuh.

Ketiga, penetapan tersangka baru akan menjadikan kepercayaan terhadap kerja Satgas semakin besar. Apresiasi tentu perlu diberikan kepada kinerja Satgas. Dalam waktu yang singkat, jumlah empat orang yang ditangkap menjadi bukti kerja keras Satgas.

Akan tetapi, sebenarnya ruang lingkup Satgas masih terlalu "kecil". Nama-nama yang ditangkap adalah orang-orang yang disebut dengan terang-terangan oleh Lasmi, manajer Persibara di acara Mata Najwa, tentu dengan bukti transfer dari manajemen Lasmi yang tercatat rapi.

Publik  tentu menunggu, apakah Satgas bisa mengembangkan kasus dan mendapatkan bukti untuk menetapkan tersangka lain selain bukti dari tayangan Mata Najwa. Jika bisa dan akhirnya ada bukti baru dengan tersangka baru, maka kepercayaan terhadap kinerja Satgas tentu akan semakin meningkat.

Akhirnya, untuk sepak bola Indonesia yang semakin baik, kinerja Satgas Antimafia Bola ini perlu didukung dan terus dikawal hingga akhir tugas. Semuanya untuk memastikan agar  Mafia tidak bertempat tinggal lagi di dunia sepak bola, sepak bola terlalu indah dikotori oleh orang-orang seperti ini.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun