Bagaimana dengan klub liga 1. Terakhir media memuat tentang dugaan keterlibatan Persebaya Surabaya, meski pengaturan skor itu terjadi saat Persebaya merumput di Liga 2.
Kabarnya, dugaan pengaturan skor yang melibatkan Persebaya ini terjadi dalam pertandingan yang terjadi di Liga 2 2017. Dalam pertandingan yang digelar di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya tanggal 12 Oktober 2017, Persebaya kalah 0-1 dari Kalteng Putra pada 16 besar Grup C.
Sebelum pertandingan diungkap ada pertemuan antara Vigit Waluyo dan Cholid Ghoromah yang sudah berkomunikasi dengan bersama pengurus Kalteng Putra di Hotel Vasa. Pertemuan itu dimaksudkan sebagai wadah membahas hasil pertandingan tersebut.
Meskipun sudah dibantah oleh manajemen Persebaya, namun mencuatnya nama Vigit Waluyo dalam dugaan ini tidak bisa disepelekan. Nama Vigit sendiri kerap disebut sebagai pelaku utama pengaturan skor di Indonesia oleh Bambang Suryo. Suryo sendiri telah dihukum seumur hidup tidak boleh aktif oleh PSSI. Sedangkan VW masih belum tersentuh.
Ketiga, penetapan tersangka baru akan menjadikan kepercayaan terhadap kerja Satgas semakin besar. Apresiasi tentu perlu diberikan kepada kinerja Satgas. Dalam waktu yang singkat, jumlah empat orang yang ditangkap menjadi bukti kerja keras Satgas.
Akan tetapi, sebenarnya ruang lingkup Satgas masih terlalu "kecil". Nama-nama yang ditangkap adalah orang-orang yang disebut dengan terang-terangan oleh Lasmi, manajer Persibara di acara Mata Najwa, tentu dengan bukti transfer dari manajemen Lasmi yang tercatat rapi.
Publik  tentu menunggu, apakah Satgas bisa mengembangkan kasus dan mendapatkan bukti untuk menetapkan tersangka lain selain bukti dari tayangan Mata Najwa. Jika bisa dan akhirnya ada bukti baru dengan tersangka baru, maka kepercayaan terhadap kinerja Satgas tentu akan semakin meningkat.
Akhirnya, untuk sepak bola Indonesia yang semakin baik, kinerja Satgas Antimafia Bola ini perlu didukung dan terus dikawal hingga akhir tugas. Semuanya untuk memastikan agar  Mafia tidak bertempat tinggal lagi di dunia sepak bola, sepak bola terlalu indah dikotori oleh orang-orang seperti ini.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H