"Pogba selalu menjadi anak yang berbahagia dan selalu ada senyum yang lebar di wajahnya. Dan, saat Anda mencetak gol, apalagi dua gol, tentu saja dia akan merasa bahagia," ujar pelatih MU, Ole Gunar Sosjkjaer.
Ungkapan ini diungkapkan oleh Solsjkaer sesudah Pogba mampu mencetak dua gol dari tiga gol kemenangan MU atas Huddersfield, 3-1. Pogba memang tampil bagus dalam pertandingan tersebut dan pastinya melepas senyum.
Sebenarnya bukan sekedar senyuman, tetapi aksi Pogba sesudah mencetak gol keduanya memang menarik perhatian. Setelah tendangan kerasnya dari luar kotak penalti masuk ke gawang Huddersfield, Pogba terdiam seperti tak berekspresi, menunjuk ke arah tribun lalu baru tersenyum lebar sesudah rekan-rekannya mulai memeluk dan merayakan gol tersebut.
Sudah cukup lama Pogba tidak tersenyum dan melakukan selebrasi seperti itu. Kira-kira apa arti senyuman dari Pogba tersebut? Solsjkaer melihatnya sebagai simbol dari kebahagiaan. Â Solskjaer yang mengenal Pogba saat masih di tim junior MU sebelum dibuang Ferguson ke Juventus itu melihat bahwa itulah Pogba yang dia pernah kenal. Pogba yang bahagia dengan senyuman.
Solskjaer seperti mengakui bahwa senyuman itu hilang dalam dua tahun terakhir khususnya ketika Pogba pindah ke MU dan dilatih oleh Jose Mourinho. Meskipun membuat gol, tetapi senyuman itu terlihat tidak natural, bukan asli Pogba. Pogba nampak tidak bahagia.
***
Jika kita menikmati dan melihat bagaimana Pogba bermain saat masih di Juventus, maka kita akan setuju bahwa kutipan yang mengatakan bahwa sepak bola adalah sebuah kegembiraan nampak jelas dari permainan Pogba.
Pogba mampu membuat permainan khas Italia yang sebenarnya kaku seperti gaya Don Carleone dalam The Godfather Mario Puzo terlihat menjadi penuh gaya seperti Alex Vilani. Hal ini berarti bukan berbicara tentang soal gaya selebrasi sesudah mencetak gol saja, tetapi juga bagaimana cara Pogba mencetak atau mengkreasi gol.
Pogba mampu melepaskan tendangan gol dari luar kota penalti dengan spektakuler serta juga memberikan assist tidak terduga. Saat itu Pogba memang banyak belajar dari Il Metronom Juventus saat itu, Andrea Pirlo dan bahkan terlihat sudah mampu menyaingi Pirlo. Permainan Pogba amat menghibur di tengah sepak bola Italia yang dikenal membosankan dan taktikal.
Di tangan Jose Mourinho setelah pindah ke MU, Pogba merasa terkekang, tidak bebas dan akhirnya tak bahagia. Pogba bermasalah terus dengan skema permainan dari Mourinho bahkan kerap dikritik. Mourinho ingin setiap gerak Pogba harus atas instruksinya, tidak boleh bebas.
Pogba ingin lebih dekat dengan lini penyerangan, Mou ingin Pogba lebih bertahan. Sesudah Pogba berusaha untuk bertahan, Mou menganggap Pogba tidak cakap untuk bertahan. Â Tidak ada titik temu, Pogba menjadi serba salah dan Pogba kerap dicadangkan.