Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sesudah Timnas Indonesia Tak Lolos dari Fase Grup Piala AFF 2018

21 November 2018   22:59 Diperbarui: 21 November 2018   23:17 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir tidak dapat dipercaya, sebuah tim yang dikatakan sebagai kandidat juara bernasib seperti ini.

Kedua,  mengganti pelatih timnas senior dengan pelatih yang berkualitas. Pada awal 2018, Ketua umum PSSI, Edy Rahmayadi  mengatakan bahwa target PSSI adalah tembus Piala Dunia 2045. Mimpi yang sebenarnya dapat menjadi kenyataan jika langkah-langkah strategis dilakukan secara konsisten. Sayangnya jika mau jujur, itu tidak dapat dilakukan.

Tidak mungkin dapat  bermimpi besar dengan langkah-langkah kecil. Hal ini seperti membuat PSSI seperti terjebak dalam imajinasi bahwa sedang memiliki kemampuan  super padahal kenyataannya bermodal tenaga dan cara berpikir yang minimalis. Salah satunya ketika memutuskan memilih Bima Sakti yang tanpa pengalaman menjadi pelatih saat timnas menjalani Piala AFF 2018.

Ini berarti kita harus mendorong PSSI untuk kembali berpikir logis, terkhususnya soal pelatih.  Bima sebaiknya diberhentikan sesudah pertandingan melawan Filipina.

Jika memiliki keinginan untuk perubahan, PSSI harus bergerak cepat untuk mencari pelatih yang berkualitas minimal setara dengan Luis Milla. Jika Filipina saja berani mengontrak Sven Goran-Eriksson, masak Indonesia dengan gairah sepak bola yang  lebih besar dari Filipina tidak  mampu melakukannya hal yang serupa.

Di dalam konteks ini, sekali lagi saya bukan bermaksud untuk  menganggap remeh Bima Sakti, tetapi saya pikir belum waktunya bagi Bima mengemban tugas yang amat besar ini. Jadi asisten pelatih lagi YES, namun sebagai pelatih kepala NOT YET.

Sebenarnya memilih pelatih yang lebih mumpuni juga bertujuan bukan saja agar mampu menghadirkan permainan sepak bola yang menarik dan berkualitas di lapangan tetapi juga diharapkan dapat menambah kepercayaan diri para pemain.

Timnas kita  mempunyai  kualitas pemain yang saya percaya mampu terus berkembang dengan lebih baik ke depan, tetapi perlu didukung oleh pelatih yang berpengalaman serta juga mampu membuat mereka yakin bahwa mereka diasah oleh pelatih yang tepat.

Saya mencium aroma, bahwa para pemain terkhususnya yang sudah dianggap berlabel bintang sebenarnya sudah tidak yakin akan kemampuan Bima sebelum dan saat Piala AFF berlangsung, namun PSSI seperti tidak mempunyai solusi dalam keadaan seperti itu.

***

Mimpi menjadi juara Piala AFF sekali lagi harus terkubur. Indonesia masih harus rela bahwa prestasi terbaik di ajang ini adalah berbangga pernah menjadi finalis hingga lima kali, tanpa sekalipun menjadi juara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun