Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Bima Sakti yang Masih Kurang Berani

10 November 2018   10:09 Diperbarui: 14 November 2018   09:20 1208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat Luis Milla masih dalam tanda tanya meneruskan pekerjaannya sebagai pelatih Timnas Senior Indonesia, argumentasi  tentang kepantasan Bima Sakti dan pelatih lain sebagai suksesor mencuat ke permukaan. Hasilnya, Bima sakti dianggap sebagai yang paling pas menjadi pengganti Luis Milla dan Bima Sakti resmi ditunjuk PSSI sebagai pengganti Milla.

Ada dua alasan pendukung yang dapat dikemukakan. Pertama, waktu yang mepet menjelang Piala AFF 2018 sehingga akan sangat sulit bagi pelatih lain selain Bima untuk menyesuaikan diri lagi.

Kedua, skema permainan sudah pakem dan mayoritas pemain telah memahami pergerakan masing-masing dalam skema yang juga sangat dimengerti oleh Bima.

Alasan ini juga diperkuat dengan modal lain yang dimiliki Bima seperti pernah menjabat sebagai Kapten timnas pada 2001 saat menjadi pemain dan berposisi sebagai gelandang. Posisi gelandang kerap memunculkan pelatih-pelatih berkelas dunia seperti Zinedine Zidane, Carlo Ancelotti,  Pep Guardiola, dan Didier Deschamps.  

Namun Bima Sakti sebenarnya juga bukanlah  sosok yang sempurna bagi timnas. Masih ada beberapa hal yang dikuatirkan berdasarkan rekam jejak Bima sebagai pelatih maupun asisten Milla.

Pertama, Bima sakti memiliki pengalaman buruk membesut timnas U-19 setelah kalah 0-4 dari Jepang. Kedua, keberanian taktikal Bima masih belum teruji seperti selama ini diperlihatkan oleh Milla. Ketiga, leadership Bima belum teruji sebagai seorang pelatih karena selama ini masih berada di baying-bayang Milla.

Tak perlu waktu lama untuk melihat sisi mana yang akan menunjukan  kepantasan Bima, karena turnamen kompetitif Piala AFF 2018 telah menanti, dan laga awal melawan tuan rumah Singapura menjadi ujian sebenarnya.

Timnas Indonesia kalah 0-1, dan Bima Sakti dianggap gagal dalam laga perdananya.  Timnas Indonesia tampil kacau balau dalam pertandingan tersebut. Timnas gagal menunjukan penampilan yang apik padahal di atas kertas unggul atas Singapura dan dianggap sebagai salah satu kandidat juara.

Tampil dengan skema 4-2-3-1 ala Luis Milla, timnas tampil tidak prima. Timnas terlihat berlari kesana-kemari tanpa organisasi permainan yang rapi, sering salah sasaran dalam mengumpan dan pemain sering panik mendapat serangan lawan, tidak tenang seperti biasanya.

Singapura mampu memanfaatkan situasi tak ideal dari Indonesia dengan tampil lebih taktis. Pelatih Fandi Achmad membuat Singapura tampil dengan pressing tinggi sepanjang pertandingan. Ketika bola sudah berada di kaki Evan Dimas, pemain langsung menempel Evan sehingga ruang menjadi amat sempit bagi kreator serangan timnas itu.

Selain itu, Pemain Singapura juga seperti sudah membaca alur bola dari timnas. Saat bola berada di kaki Evan, hanya ada dua kemungkinan, bola akan diarahkan ke Febry Haryadi atau ke Stefano Lilipaly. Ketika kedua pemain itu ditutup ruang untuk mendapat bola, Evan kebingungan, dan akhirnya kebingungan dalam memberi umpan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun