Neto berhasil dioperasi, dan mengeluarkan kalimat menyentuh. "Kenangan datang dan pergi. Kesedihan saya adalah mengetahui bahwa saya tidak akan pernah melihat teman-teman saya lagi. Semua kenangan indah saya bersama mereka selalu ingin saya ingat dengan perasaan sukacita. Namun, saya lega mengetahui bahwa rekan tim saya sudah bersama-sama dengan Tuhan sekarang," tuturnya.
***
Pada 21 Januari 2017 lalu, Chapecoense yang membangun kembali timnya dengan beberapa pemain pinjaman melakukan laga perdana dengan menggelar laga persahabatan melawan klub Brasil lainnya, Palmeiras sekaligus pemberian trofi Copa Sudamericana di Arena Conda, Chapocoense.
Suasana mengharukan terjadi saat pemberikan trofi. Follmann, yang kakinya harus diamputasi, diberi kesempatan memegang trofi Copa Sudamericana. Hampir semua orang yang berada di Arena Conda menitikkan air mata.
Saat pemberian trofi, suasana semakin mengharukan. Follmann masuk lapangan menggunakan kursi roda, sedangkan Ruschel dan Neto berdiri di belakang Fulman.Â
Follmann, yang kakinya harus diamputasi, diberi kesempatan memegang trofi Copa Sudamericana. Hampir semua orang yang berada di Arena Conda menitikkan air mata.
"Saya yakin mereka yang sudah meninggalkan kita, jika melihat ini, pasti bahagia," kata Ruschel saat itu. Ketiganya tampak meneteskan air mata sambil memegang trofi Copa Sudamericana 2016.
***
Selain ketiga kisah ini, masih ada kisah-kisah lain, tetapi berakhir lebih tragis. Pada 1949, Italia berduka untuk Tragedi Superga, dimana semua penumpang meninggal dunia, termasuk di dalamnya seluruh tim Torino beserta staf klub dan jurnalis. Torino adalah kekuatan utama Timnas Italia saat itu.
Berikutnya Tragedi Viloco pada 1969 Â yang memakan korban dari Klub, Â Strongest. salah satu tim tersukses di Bolivia saat itu. Â