Sebuah tindakan fair play nan inspiratif dilakukan oleh Atletico Nacional, calon lawan Chapecoense di final.
"Kami menyarankan Conmebol menetapkan Chapecoense sebagai juara Copa Sudamericana untuk bentuk tribut terhadap kehilangan yang mereka alami, serta tanda hormat untuk para korban tragedi yang mereka alami. Bagi Atletico Nacional, Chapecoense adalah juara Copa Sudamericana," demikian bunyi pernyataan resmi Atletico Nacional.
Usulan Atletico diterima dan Chapecoense ditetapkan menjadi juara Copa Sudamericana.
Dari korban selamat yang hanya enam orang, Â ada tiga orang anggota skuat yang selamat, Alan Ruschel, Jakson Fulman dan Helio Neto. Kisah selamat ketiga ini meninggalkan kesan tentang kehidupan yang begitu dalam.
Pertama, Alan Ruschel . Dikabarkan bahwa pemain yang sekarang berusia 29 tahun itu ditemukan dalam keadaan sadar. Para petugas penyelamat menceritakan kata-kata pertama yang terucap dari bibir pemain bola Brasil, Alan Ruschel. Â "Keluargaku, teman-temanku, di mana mereka," tanya Ruschel pada relawan.
Masih ada yang belum mengerti bagaimana Ruschel dapat selamat tetapi bagi Ruschel, lolosnya dirinya dari kematian dianggap sebagai kesempatan kedua dalam kehidupan. "Hanya Tuhan yang dapat menjelaskan mengapa saya bisa selamat dari kecelakaan. Tuhan memberikan saya kesempatan kedua," ucap Ruschel. Â
Kedua, Jakson Ragnar Follmann. Kaki sang kiper berusia 26 tahun itu diamputasi sehingga kehilangan kakinya yang satunya lagi.
"Saya terbangun (sebelum datang kru penyelamat). Saya membuka mata. Situasi sangat gelap dan sangat dingin. Saya menggigil. Saya berteriak, 'Tolong! Saya tak mau mati!." kenang Follmann.
Meskipun mengalami kecelakaan yang mengerikan, Follmann bertekad bangkit. Dia ingin menatap kembali lembaran kehidupannya. "Saya akan menikah. Saya ingin kembali dengan kehidupan normal," tutur Follmann yang tetap dipekerjakan di Chapocoense sebagai bagian dari manajemen.
Ketiga, Â Helio Hermito Zampier Neto. Â Kondisi selamat dalam keadaan yang lebih baik dialami oleh Helio Neto. Meski mengalami benturan parah pada bagian tengkorak, toraks dan paru-parunya, bek yang sekarang berusia 33 itu berada dalam keadaan yang stabil.
"Putra saya semakin membaik. Ia telah melewati operasi pada kakinya dan dokter mengatakan ia akan kembali ke sepakbola. Kami akan terus berdoa karena kami ingin agar ia keluar dari rumah sakit untuk merawatnya lebih dekat," tulis ayah Neto sesaat di Operasi.