Firza berkembang menjadi pemain yang serba bisa dan fasih memainkan beberapa posisi. Selain pernah bermain sebagai seorang striker, Firza juga pernah bermain sebagai seorang gelandang.Â
Di Liga 1 bersama PSMS, saat masih dilatih Djanur, Firza bahkan pernah dicoba bermain di posisi sayap kiri dan bek kanan. Berbagai peran itu berhasil dimainkan dengan apik oleh Firza.
Dengan usia yang masih sangat muda, memiliki cukup pengalaman di iklim kompetisi kompetitif dan ditunjang oleh skill mumpuni, Firza laku keras dilirik klub-klub Eropa.
Setelah gelaran Piala Asia U-19 selesai, Firza dijadwalkan akan melakukan trial di  klub kasta kedua Belgia, AFC Tubize dari tanggal 5 November hingga 25 November 2018 . Â
Kabar terakhir, setelah trial di Tubize, klub divisi ketiga Spanyol, UD Alzira juga tak mau ketinggalan rela mengantri dengan mengundang Firza untuk melakukan uji coba disana.
"Dengan ini kami memberitahukan mengundang saudara Firza Andika untuk berpatisipasi bersama UD Alzira dalam sesi latihan dan juga pertandingan amatir kami di divisi ketiga Spanyol Grup 6 mulai 25 November sampai 2 Desember 2018," tulis surat undangan buat Firza yang tertera nama Presiden UD Alzira, Juan Antonio Sanjuan Pellicer, dilansir dari Kompas.com.
Rasanya wajar apabila pemain yang juga pernah dipanggil memperkuat timnas U-23 itu sampai di tahap ini. Kerja keras Firza menjadikan dia profil pemain dengan karakter permainan yang akan didambakan semua tim sepak bola di era modern ini.
Dalam kata lain, seperti Marcelo, Firza adalah representasi bek kiri modern yang istimewa. Istimewa karena tak banyak pemain yang dapat mengisi posisi ini. Posisi hanya akan efektif apabila dihuni pemain kidal. Ini berarti tak banyak pemain, karena jumlahnya tentu lebih sedikit dibandingkan pemain yang mengandalkan kaki kanan.
Saat melawan UEA, Firza sangat  rajin membantu lini serang dan membuat sayap kiri lebih leluasa untuk membuka ruang. Firza menjadi tumpuan serangan timnas U-19 dari sisi lapangan.
Terlebih ketika bermain dengan hanya 10 orang pemain, timnas U-19, dapat tetap berbahya, karena seolah mempunyai pemain tambahan di sisi kiri saat menyerang. Sisi yang amat merepotkan UEA sepanjang pertandingan kemarin.
Firza sering melakukan tusukan-tusukan ke tengah yang tidak diduga oleh pemain UEA, sehingga dapat membuka ruang serta memaksa pemain UEA melakukan pelanggaran terhadap dirinya.