Kedua, Henry sebaiknya melatih dari awal musim, bukan di tengah musim. Ketika memilih menerima pinangan AS Monaco, panutan dan mantan pelatih Henry, Arsene Wenger memberikan petuah bagi Henry.
"Secara pribadi, saya mendapat kesempatan ini di semua klub dan saya berharap dia mendapati lingkungan yang membuatnya mampu mengekspresikan diri sendiri dan yang mau bersabar," kata Wenger.
Inilah persoalannya bagi Henry. Memilih menerima melatih klub sebesar AS Monaco di salah satu liga besar di Eropa, maka batas kesabaran amatlah tipis. Henry hanya punya dua pilihan, gagal atau berhasil.
Jika berpikir bahwa manajemen harus sabar pada Henry minimal hingga akhir musim, maka resikonya adalah degradasi, tentu manajemen AS Monaco tidak mau hal itu terjadi. Henry melakukan langkah berani dengan menerima tawaran melatih AS Monaco di tengah musim saat AS Monaco sedang mengalami penurunan penampilan dan terpuruk.
Saat seperti ini, Henry harus mengeluarkan energi berlipat, jika dibandingkan dengan  memilih melatih AS Monaco dari awal musim.  Meskipun Henry mengatakan sudah mengenal baik Monaco karena menajdi klub pertamanya dalam kariernya sebagai pesepak bola profesional, tetapi dalam hal ini, tentu amat berbeda. Henry akan mendapatkan kesulitan.
Tetapi dari sekian catatan ini, saya pikir Henry ibaratnya sudah berada di dalam medan perang. Tidak ada lagi kesempatan untuk mundur. Pilihannya adalah maju, menang atau kalah dan mati.Â
Kekalahan dari Strasbourg merupakan warning dari ketidakmudahan yang saya maksudkan di atas. AItu baru Strasbourg, bagaimana jika harus berhadapan dengan klub lebih besar seperti Marseille, Lyon dan tentu saja raksasa, PSG.
Henry harus cepat mendapatkan formula yang tepat bagi tim, mengangkat motivasi tim dan tentunya berharap perlahan-lahan AS Monaco kembali di jalur kemenangan di tangannya.Â
Tak akan mudah, tetapi saya ingat juga apa yang dikatakn Wenger tentang kunci keberhasilan Henry sebagai pelatih. "Henry butuh sedikit keberuntungan ketika memulai itu. Dia butuh sikap yang bagus dan harus membuat banyak pengorbanan. Anda harus mengorbankan seluruh hidup Anda," tutup Wenger.
Keberuntungan, ya, Semoga beruntung Henry.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H