Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menilai Debut Buruk Thierry Henry

21 Oktober 2018   16:11 Diperbarui: 21 Oktober 2018   16:29 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Debut kekalahan thierry Henry di AS Monaco I Gambar : Reuters

Jaket tebal dan permen karet seharusnya membuat Thierry Henry terlihat nyaman ketika melangkahkan kaki masuk ke dalam Stadion de la Meinau kandang Strasbourg. Tetapi sebaliknya yang terjadi, selama 90 menit, Thiery Henry lebih banyak menarik nafas dalam dan juga tertunduk lesu. Debutnya sebagai pelatih berakhir pahit, AS Monaco ditumbangkan Strasbourg, 1-2 dalam lanjutan pertandingan Liga 1 Prancis.

Kekalahan ini semakin menyakitkan karena membuat AS Monaco semakin terpuruk di posisi ke-19 dengan hanya mengoleksi enam poin. Ini adalah kekalahan keenam sepanjang 10 laga yang telah dilakoni AS Monaco. Suatu hal yang memalukan bagi tim sekelas AS Monaco. Thierry Henry ternyata belum mampu membawa AS Monaco sedikit tersenyum karena kedatangannya.

Henry sendiri memang baru saja ditunjuk menjadi pelatih baru Monaco menggantikan pelatih seseblumnya, Leonardo Jardim akhir pekan lalu. Ini menjadi kesempatan pertama Henry mendapat jabatan pelatih kepala setelah sebelumnya cuma berstatus asisten pelatih Robert Martinez, pelatih  timnas Belgia.

Tugas ini dapat dikatakan cukup berat bagi seorang pelatih "hijau" seperti Henry. Henry dituntut untuk membawa Monaco keluar dari papan bawah setelah start buruk musim ini. Cukup banyak orang yang ragu bahwa Henry bisa berbuat banyak musim ini, karena minimnya pengalaman melatih.

Jika mau jujur, saya termasuk yang ragu bahwa Henry akan berhasil membawa AS Monaco bangkit. Paling tidak saya akan memberikan beberapa catatan sebagai alasan.

Pertama, Henry terlalu cepat menerima tawaran untuk melatih di sebuah klub. Melatih sebuah klub sebagai pelatih kepala bukanlah hal yang mudah, dan tentu berbeda jauh dengan peran assiten kepala.

Pelatih kepala akan bertanggung jawab akan hal teknis di dalam lapangan dan di luar lapangan. Jika gagal menang, maka Henry bukan saja harus memikirkan strategi apa yang tepat bagi tim tetapi harus menjawab setiap  pertanyaan dari jurnalis hampir setiap hari.

Sudah ada konferensi pers jelang dan sesudah pertandingan, tapi wartawan akan tetap terus datang di setiap sesi latihan. Belum lagi permasalahan internal seperti  relasi dengan direksi dan juga dengan pemain. Jika gagal, maka akan berpengaruh kepada performa tim.   

Di dalam kondisi ini, Henry semestinya belajar dari Zinedine Zidane yang begitu sabar sebelum memutuskan menjadi pelatih tim utama. Sempat menjadi asisten pelatih Real Madrid, Zidane memilih untuk menjadi pelatih tim junior Real Madrid Castilla, alih-alih langsung menerima pinangan tim utama. Zidane sadar betul, bahwa dia harus memantapkan konsep strategi dengan lebih dalam sebelum direpotkan dengan hal lain jika langsung melatih tim utama.

Mengapa hal ini begitu penting? Karena banyak pemain hebat yang terlalu cepat menerima tawaran besar untuk melatih klub dan akhirnya tenggelam. Sebut saja Ruud Gullit yang pada 1996 hingga 1998 menjadi pemain sekaligus manajer di Stamford Bridge. Terlalu cepat bagi Gullit karena akhirnya gagal terutama dalam hal relasi dengan pemain dan direksi.

Kedua, Henry sebaiknya melatih dari awal musim, bukan di tengah musim. Ketika memilih menerima pinangan AS Monaco, panutan dan mantan pelatih Henry, Arsene Wenger memberikan petuah bagi Henry.

"Secara pribadi, saya mendapat kesempatan ini di semua klub dan saya berharap dia mendapati lingkungan yang membuatnya mampu mengekspresikan diri sendiri dan yang mau bersabar," kata Wenger.

Inilah persoalannya bagi Henry. Memilih menerima melatih klub sebesar AS Monaco di salah satu liga besar di Eropa, maka batas kesabaran amatlah tipis. Henry hanya punya dua pilihan, gagal atau berhasil.

Jika berpikir bahwa manajemen harus sabar pada Henry minimal hingga akhir musim, maka resikonya adalah degradasi, tentu manajemen AS Monaco tidak mau hal itu terjadi. Henry melakukan langkah berani dengan menerima tawaran melatih AS Monaco di tengah musim saat AS Monaco sedang mengalami penurunan penampilan dan terpuruk.

Saat seperti ini, Henry harus mengeluarkan energi berlipat, jika dibandingkan dengan  memilih melatih AS Monaco dari awal musim.  Meskipun Henry mengatakan sudah mengenal baik Monaco karena menajdi klub pertamanya dalam kariernya sebagai pesepak bola profesional, tetapi dalam hal ini, tentu amat berbeda. Henry akan mendapatkan kesulitan.

Tetapi dari sekian catatan ini, saya pikir Henry ibaratnya sudah berada di dalam medan perang. Tidak ada lagi kesempatan untuk mundur. Pilihannya adalah maju, menang atau kalah dan mati. 

Kekalahan dari Strasbourg merupakan warning dari ketidakmudahan yang saya maksudkan di atas. AItu baru Strasbourg, bagaimana jika harus berhadapan dengan klub lebih besar seperti Marseille, Lyon dan tentu saja raksasa, PSG.

Henry harus cepat mendapatkan formula yang tepat bagi tim, mengangkat motivasi tim dan tentunya berharap perlahan-lahan AS Monaco kembali di jalur kemenangan di tangannya. 

Tak akan mudah, tetapi saya ingat juga apa yang dikatakn Wenger tentang kunci keberhasilan Henry sebagai pelatih. "Henry butuh sedikit keberuntungan ketika memulai itu. Dia butuh sikap yang bagus dan harus membuat banyak pengorbanan. Anda harus mengorbankan seluruh hidup Anda," tutup Wenger.

Keberuntungan, ya, Semoga beruntung Henry.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun