Seperti ketika Ginting sudah tertinggal 7-14 di set pertama. Perlahan tapi pasti, Ginting mulai memburu Momota hingga  marjin tinggal tersisa dua. Meski akhirnya harus mengakui keunggulan Momota di skor 18-21 di set pertama.
Di skor kedua, hal serupa terjadi bahkan lebih dramatis. Ginting kembali ketinggalan jauh di skor 10-15, tetapi perlahan tapi pasti Ginting dapat mengejar skor hingga 19-20, 20-21 dan dengan hebatnya berbalik unggul 23-21 di akhir pertandingan.
Di set ketiga, kejadian serupa juga hampir terulang. Ketika Ginting yang sudah tertinggal 12-16, mengejar hingga 15-17, namun sayangnya kesalahan-kesalahan sendiri dari Ginting membuat Momota terus melaju dan menyudahi pertandingan di skor 21-15.
Kedua pemain terlihat berbagi senyum, meski tentunya dalam konteks yang berbeda. Momota tersenyum bahagia dan Ginting tersenyum puas karena telah memberikan perlawanan yang sengit sepanjang pertandingan. Meski kalah tetapi tidak boleh dikalahkan dengan mudah.
Pertunjukan kedua pemain ini bahkan berbuah standing ovation dari penonton di Odense Sport Park. Penonton tentunya puas dengan suguhan berkualitas dunia yang diperlihatkan Momota dan Ginting. Duel yang diperkirakan akan berujung rivalitas sengit di masa depan.
Saya tentu akan sepakat dengan penonton di Odense. Bagi saya, mungkin inilah pertama kali saya menikmati kekalahan dari pebulutangkis Indonesia.
Saya rasa, meski ada yang masih belum sempurna dari permainan net Ginting, tetapi Ginting masih dapat menyajikan permainan yang indah atau cantik. Bola-bola lob , netting yang tak terduga dan melakukan smash yang kencang membuat Momota harus bekerja keras. Teriakan-teriakan keras Momota ketika mampu meraih poin menandakan bahwa partai ini keras buatnya.
Ginting yang tak gampang menyerah juga membuat saya tidak lekas pesimis ketika pemain kita ketinggalan, daya juang Ginting selalu memberikan harapan bahwa masih ada peluang kemenangan. Saya rasa, hanya Ginting yang dapat melakukannya selain Kevin/Marcus tentunya di sektor ganda.
Seusai pertandingan, Ginting mengatakan apa alasan kekalahannya. "Permainan Momota agak sedikit berbeda dari pertemuan sebelumnya (final China Open 2018), kali ini variasi pukulannya lebih banyak, lob dan chop nya membuat tenaga saya terkuras, dan hari ini dia lebih berani," ujar Ginting saat diwawancara Badmintonindonesia.org
Hal ini berarti bahwa Ginting juga perlu berbenah untuk menyiapkan gaya dan strategi bermain yang lebih ampuh kala berhadapan dengan Momota. Sisi positifnya dari kekalahan cepat ini adalah Ginting memiliki waktu yang cukup mempersiapkan diri jika keduanya kembali bertemu di turnamen bergengsi selanjutnya, French Open. Artinya, kekalahan ini menjadi cambuk bagi Ginting untuk tampil lebih baik di masa depan dan mengalahkan Momota lagi.
Maju terus Ginting!