Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Menikmati Kekalahan Anthony Ginting dari Kento Momota

17 Oktober 2018   12:18 Diperbarui: 17 Oktober 2018   15:13 1573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ginting dikalahkan Momota di Denmark Open I Gambar : Bolasport

Penikmat bulutangkis pasti setuju bahwa tajuk yang tepat untuk babak pertama turnamen Denmark Open yang mempertemukan Anthony Ginting melawan Kento Momota adalah Final yang terlalu dini, atau babak pertama rasa final. Inilah dua pebulutangkis yang penampilannya jika bertemu akan selalu memikat dan menegangkan.

Siapa yang tak kenal Kento Momota, pebulutangkis asal Jepang yang tampil luar biasa setelah terkena skorsing satu tahun karena terlibat judi di negaranya. Momota berusia 24 tahun kembali dengan semangat dan prestasi luar biasa dengan menjuara berbagai turnamen, salah satunya adalah dengan menjadi juara dunia 2018.

Gaya bermain dengan kualitas bertahan Momota sulit untuk diatasi lawan-lawannya. "Tak ada bola yang tak dapat dikalahkannya" ujar beberapa pengamat tentang Momota. Menaklukan Lee Chong Wei dan tampil superior atas pebulutangkis muda seperti Victor Axelsen dan SHi Yuqi, membuat Momota diperkirakan akan merajai bulutangkis dunia dalam waktu yang lama.

Tetapi tanpa diduga, Momota mendapatkan lawan sepadan dari pebulutangkis muda Indonesia, Anthony Ginting. Ginting yang baru berusia 21 tahun menjadi satu-satunya pebulutangkis yang dianggap mampu merepotkan Momota.

Meski kalah empat kali dari empat pertemuan perdana mereka, tetapi sesudah itu Ginting menjadi momok yang ditakuti oleh Momota. Kemenangan Ginting di nomor individual Asian Games 2018 di nomor individual dan China Open 2018 seperti membuka mata Momota bahwa inilah lawan yang paling patut diperhitungkan.

Ginting yang mengandalkan netting-netting tipis depan net, pergerakan yang cepat dan gesit serta smash yang menghujam keras, mampu membuat pertandingan berjalan dengan alot kala berhadapan dengan Momota yang memiliki pertahanan kuat. Salah satunya akan memenangkan pertandingan, tetapi tidak akan berjalan mudah.

****

Gambaran itulah yang terjadi saat ronde pertama Denmark Open 2018, ketika keduanya bertemu. Melalui pertandingan ketat, Momota akhirnya berhasil mengalahkan Ginting dengan rubber set, 21-18, 21-23, dan 21-15 dalam waktu yang panjang, mencapai 87 menit.

Ada hal menarik dari catatan waktu terlama dalam duel kedua pemain ini. Dirilis dari Badminton Talk, tiga pertandingan Momota yang terpanjang setelah dia comeback dari skorsing adalah ketika melawan Ginting.

Ketika keduanya berhadapan di Asian Games, diperlukan hingga 84 menit pertandingan, saat keduanya berhadapan di Malaysia Open, dibutuhkan 82 menit untuk menyudahi laga dan yang terpanjang adalah di Denmark Open ini.

Catatan waktu dapat menunjukan seberapa ketatnya laga berlangsung. Selain kenyataan bahwa kedua  pemain berjuang untuk mendapatkan poin demi poin, hal lain yang membuat laga ini semakin berkelas adalah tidak ada satu pemain yang akan yakin menang meski telah unggul jauh dari segi skor.

Seperti ketika Ginting sudah tertinggal 7-14 di set pertama. Perlahan tapi pasti, Ginting mulai memburu Momota hingga  marjin tinggal tersisa dua. Meski akhirnya harus mengakui keunggulan Momota di skor 18-21 di set pertama.

Di skor kedua, hal serupa terjadi bahkan lebih dramatis. Ginting kembali ketinggalan jauh di skor 10-15, tetapi perlahan tapi pasti Ginting dapat mengejar skor hingga 19-20, 20-21 dan dengan hebatnya berbalik unggul 23-21 di akhir pertandingan.

Di set ketiga, kejadian serupa juga hampir terulang. Ketika Ginting yang sudah tertinggal 12-16, mengejar hingga 15-17, namun sayangnya kesalahan-kesalahan sendiri dari Ginting membuat Momota terus melaju dan menyudahi pertandingan di skor 21-15.

Kedua pemain terlihat berbagi senyum, meski tentunya dalam konteks yang berbeda. Momota tersenyum bahagia dan Ginting tersenyum puas karena telah memberikan perlawanan yang sengit sepanjang pertandingan. Meski kalah tetapi tidak boleh dikalahkan dengan mudah.

Pertunjukan kedua pemain ini bahkan berbuah standing ovation dari penonton di Odense Sport Park. Penonton tentunya puas dengan suguhan berkualitas dunia yang diperlihatkan Momota dan Ginting. Duel yang diperkirakan akan berujung rivalitas sengit di masa depan.

Saya tentu akan sepakat dengan penonton di Odense. Bagi saya, mungkin inilah pertama kali saya menikmati kekalahan dari pebulutangkis Indonesia.

Saya rasa, meski ada yang masih belum sempurna dari permainan net Ginting, tetapi Ginting masih dapat menyajikan permainan yang indah atau cantik. Bola-bola lob , netting yang tak terduga dan melakukan smash yang kencang membuat Momota harus bekerja keras. Teriakan-teriakan keras Momota ketika mampu meraih poin menandakan bahwa partai ini keras buatnya.

Ginting yang tak gampang menyerah juga membuat saya tidak lekas pesimis ketika pemain kita ketinggalan, daya juang Ginting selalu memberikan harapan bahwa masih ada peluang kemenangan. Saya rasa, hanya Ginting yang dapat melakukannya selain Kevin/Marcus tentunya di sektor ganda.

Seusai pertandingan, Ginting mengatakan apa alasan kekalahannya. "Permainan Momota agak sedikit berbeda dari pertemuan sebelumnya (final China Open 2018), kali ini variasi pukulannya lebih banyak, lob dan chop nya membuat tenaga saya terkuras, dan hari ini dia lebih berani," ujar Ginting saat diwawancara Badmintonindonesia.org

Hal ini berarti bahwa Ginting juga perlu berbenah untuk menyiapkan gaya dan strategi bermain yang lebih ampuh kala berhadapan dengan Momota. Sisi positifnya dari kekalahan cepat ini adalah Ginting memiliki waktu yang cukup mempersiapkan diri jika keduanya kembali bertemu di turnamen bergengsi selanjutnya, French Open. Artinya, kekalahan ini menjadi cambuk bagi Ginting untuk tampil lebih baik di masa depan dan mengalahkan Momota lagi.

Maju terus Ginting!

Sebagai informasi, di laga lain tunggal putera, Jonathan Christie berhasil melaju ke babak kedua setelah unggul atas Wong Ki VIncent dari Hong Kong melalui pertarungan rubber set, 17-21, 21-18 dan 21-13.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun