Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Di Balik Gelar Luka Modric sebagai Pemain Terbaik FIFA 2018

25 September 2018   05:34 Diperbarui: 25 September 2018   11:23 1503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luka Modrid, Pemain Terbaik FIFA 2018 I Gambar : Reuters

Luka Modric secara resmi telah menyandang gelar sebagai pemain terbaik FIFA 2018 dalam seremoni yang diadakan di London, Inggris. Gelandang Real Madrid tersebut menyisihkan dua kandidat kuat lainnya yaitu Christiano Ronaldo dan Mohamed Salah.

"Momen yang sangat indah berdiri di sini dengan trofi ini. Selamat kepada Cristiano dan Mo atas musim yang hebat. Ada banyak kesempatan meraihnya di masa depan," ujar Luka Modric dalam pidato kemenangannya tersebut.  

Dalam vote  suara dari 13 panelis yang terdiri dari kapten tim nasional, pelatih tim nasional, jurnalis terpilih yang ditunjuk FIFA untuk memantau pesepak bola yang paling menonjol dalam kurun 3 Juli 2017 hingga 15 Juli 2018, Modric unggul. Pria berusia 33 tahun ini unggul dengan 29 persen vote dibandingkan dengan Ronaldo (19 persen), dan Mohamed Salah (11.2 persen).

Luka Modric memang memiliki musim yang fantastis selama periode 2017-2018. Modric mampu membawa timnya, Real Madrid, menjuarai Liga Champions untuk ketiga kalinya secara berturut-turut. Selain itu, salah satu momen yang paling dikenang penggemar sepak bola di seluruh dunia adalah ketika  Modric yang adalah seorang Kapten, berhasil membawa Timnas Kroasia yang sebelumnya tidak diunggulkan maju ke final Piala Dunia 2018.

Modric menyebut trofi tersebut sebagai hasil dari kerja keras untuk mewujudkan mimpinya. Ia juga tak lupa berterima kasih kepada para personel Timnas Kroasia di Piala Dunia 1998 yang memberinya inspirasi sebagai pemain sepakbola.

Saat timnas Kroasia yang dipimpin Davor Suker berhasil mengukir prestasi fenomenal dengan melaju ke semifinal Piala Dunia 1998, Modric masih berusia 12 tahun.

Modric memang memulai karirnya sebagai pesepak bola dengan kerja keras dan dengan perjalanan yang berliku-liku.

Lahir di kota kecil bernama Zadar -- masih bagian dari Yugoslavia pada 9 September 1985, masa kecil Modric dikelilingi konflik perang sipil. Konflik tersebut membuat Modric yang saat itu masih berusia enam tahun harus mengungsi dan tinggal cukup lama di penginapan sederhana di bagian lain kota Zadar.

Di saat itulah dia diamati oleh pencari bakat sekaligus pelatih di klub sepak bola setempat bernama Josip Bajlo. "Ada anak lelaki yang biasa menendang bola di sekitar tempat parkir penginapan sepanjang hari," kata Bajlo.

Modric tak mau berhenti sepak bola meski dalam situasi nampaksulit, bahkan dapat dikatakan sepak bola membuat Modric dapat lari dari kenyataan sesungguhnya dan mendapatkan kegembiraan yang diimpikan anak-anak muda saat itu.

Singkat cerita, di usia 12 tahun Modric mendapat kesempatan untuk ikut seleksi di klub yang lebih besar Hadjuk Split. Tetapi Modric gagal dan akhirnya mulai menenun mimpinya di klub pesaing bernama DInamo Zagreb.

Penampilan Modric yang mengesankan di Zagreb dengan mencetak 31 gol dari 112 penampilan membuat namanya  mulai dikenal klub-klub besar di Eropa. Tottenham Hotspurs menjadi yang beruntung dengan berhasil meminangnya dari Zagreb pada tahun 2008.

Tampil apik di Hotspurs, pria bertinggi 1,72 meter ini dibeli klub raksasa Spanyol, Real Madrid pada tahun 2012. Di Madrid karir Modrid semakin mengkilap, hingga akhirnya meraih penghargaan terbaik FIFA pada 2018 ini. Orang Kroasia pertama yang mampu melakukannya,

Gelar sebagai pemain terbaik FIFA 2018 ini melengkapi penghargaan pemain terbaik Eropa 2017-2018 yang terlebih dahulu diraih Luka Modric pada Agustus lalu. Koleksi pribadi Modric semakin lengkap setelah sebelumnya Modric  juga meraih penghargaan sepatu emas sebagai pemain terbaik di ajang Piala Dunia 2018.

Gelar ini membuat Modric juga mengakhiri dominasi duopoly Lionel Messi dan Christiano Ronaldo yang selama sepuluh tahun terakhir bergantian menjadi pemain terbaik FIFA.

Sungguh sebuah tahun yang luar biasa bagi Luka Modric untuk meraih gelar prestisius ini. Di usia 33 tahun, Modric berhasil mewujudkan mimpi setiap pesepak bola di dunia.  

Menilik perjalanan karirnya, Modric seperti ingin mengatakan bahwa gelar bukan saja soal waktu, tetapi yang utama adalah soal kerja keras dan pantang menyerah. Jika sudah bekerja keras, maka waktunya akan datang, meski harus menunggu jelang akhir dari karirnya sebagai pesepak bola.

Salut dan Selamat Modric!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun