Keberhasilan Takhti  membuatnya menjadi orang yang paling populer, dan dicintai di Iran. Tetapi seperti Pahlavans sejati,  Takhti  dikenal karena integritas dan sportifitasnya di dalam dan di luar arena. Sampai saat ini setelah setengah abad kematiannya (7 Januari 1968),  Takhti  masih disebut sebagai  "Jahan Pahlavan," atau Juara Dunia. Teladannya memacu ribuan pemuda Iran untuk mencoba mengikuti jejaknya.
Oleh karena Takhtilah lahirlah nama-nama seperti Hassan Yazdanicharati, Alireza Karimimachiani dan tentu saja Hamid Sourian, juara dunia enam kali yang dijuluki Nabeghe alias si jenius. Nama-nama pemuda Iran yang bukan sekedar mengejar prestasi tetapi mempertaruhkan simbol Pahlavan sejati.
Apa yang bisa kita pelajari dari ini semua? Olah raga bukan sekedar melihat sebuah pertandingan atau perlombaan. Tetapi olah raga sejati adalah cara melihat makna di balik olah raga itu sehingga lahir manusia dengan karakter luar biasa di dalam dan di luar arena.
Asian Games mungkin telah usai. Berbagai prestasi sudah tercatat sejarah dan bonus juga sudah masuk ke dalam rekening para atlet yang berprestasi. Semua rakyat Indonesia berbangga dan berbahagia buat mereka. Tetapi tentu kita akan lebih berbahagia jikalau sesudah Asian Games ini karakter Pahlavn akan menjadi bagian tak terpisahkan yang akan terus menginspirasi bagi seluruh rakyat Indonesia.
Referensi :
The Ancient Roots of Iran Wrestling
Sabet 5 Emas, Iran Juara Umum Gulat Asian Games 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H