Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Jokowi, Bung Karno dan Asian Games yang Bukan Sekadar "Games"

15 Agustus 2018   06:36 Diperbarui: 15 Agustus 2018   17:30 1194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bung Karno pada Pembukaan Asian Games 1962 I Sumber Gambar : repro dari GBK ke GBK

Baik secara politik, sosial, ekonomi, cultural  yang meletakan kepada semua alat perjuangan untuk penyempurnaan negara kesatuan dan pembentukan masyarakat adil dan makmur.

Bung Karno ingin agar melalui Asian Games dapat memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan bangsa, memupuk jiwa gotong royong, serta menguatkan kepribadian Indonesia.

Bung Karno ingin agar melalui Asian Games, bangsa Indonesia dapat memperbesar rasa kemampuan dan kepercayaan  pada kekuatan sendiri. Kekuatan yang kuat secara mental dan spiritual dalam menghadapi kesulitan dan selalu ulet dalam berjuang.

Semuanya untuk membangun bangsa dan membangun manusia Indonesia baru.

Bung Karno tak tinggal diam dengan idenya. Semangat membara Bung Karno dituangkan dalam berbagai karya Infrastruktur yang luar biasa. Kala itu Soekarno yang memilih Kampung Senayan sebagai lokasi pembangunan megaproyek Asian Games 1962 membangun sebuah stadion megah, yang kini bernama Stadion Utama Gelora Bung Karno, wisma atlet, dan sejumlah gelanggang olahraga lain di sekitarnya.

Bung Karno pada Pembukaan Asian Games 1962 I Sumber Gambar : repro dari GBK ke GBK
Bung Karno pada Pembukaan Asian Games 1962 I Sumber Gambar : repro dari GBK ke GBK
Stadion Utama itu berkapasitas 100 ribu penonton. Kemudian dibangun gedung-gedung olahraga di sekitar stadion kompleks tersebut sesuai dengan cabang olahraga pada Asian Games 1962. 

Stadion Renang dibangun dengan kapasitas 8.000 penonton, Stadion Tenis dengan kapasitas 5.200 penonton, Stadion Madya (sebelumnya disebut Small Training Football Field stau STTF) mampu memuat hingga 20.000 penonton yang berdiri di tengah area seluas 1.75 hektar.

Bung Karno secara tidak langsung menyatakan hasratnya agar Asian Games bukan sekedar games yaitu dapat menghidupkan gairah olahraga Indonesia dan membuat perubahan bagi wajah kota dan kebudayaan yang ada di dalamnya.

Impian dan semangat Bung Karno tak sia-sia. Pada Asian Games 1962 para atlet merasakan dan menggelorakan hal itu juga saat bertanding. Di cabang bulu tangkis, Tan Joe Hock memimpin rekan-rekannya tampil kesetanan dan menjadi kampiun sektor beregu putra. Tan Joe Hock melengkapinya dengan medali emas di sektor tunggal putra.

Para srikandi Indonesia juga tak mau kalah. Dimotori Minarni, emas tunggal putri dan beregu putri berhasil diraih disusul emas dari Minarni dan Retno Kustijah di sektor ganda putri. Indonesia mendominasi dengan raihan lima medali emas.

Minarni peraih emas tunggal putri Asian Games 1962I Sumber Gambar : historia.id/yosstory
Minarni peraih emas tunggal putri Asian Games 1962I Sumber Gambar : historia.id/yosstory
Bukan dari cabang bulu tangkis saja gelora semangat itu terpancar. Dari cabang olah raga balap sepeda, Hendrik Brocks atau yang lebih dikenal sebagai Hendra Gunawan yang baru berusia 21 tahun sukses mempersembahkan medali emas untuk nomor individual open race. Prestasi Hendra ini sangat membanggakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun