Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Prancis, Illuminasi Menara Eiffel

4 Juli 2018   17:29 Diperbarui: 11 Juli 2018   06:15 1441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prancis, akan semakin kuat? Gambar : Hindustan Times

Meski diisi oleh banyak pemain muda, tim Ayam Jantan juga terisi oleh para pemain yang sudah memasuki usia emas. Antoine Griezman (27 tahun), Olivier Giroud (31 tahun), Blaise Matuidi (31 tahun) dan sang kapten, Hugo Lloris (30 tahun).

Meski lebih muda, namun dilihat dari profil kombinasi pemain muda dan senior, maka skuad 2018 mempunyai kesamaan dengan skuad 1998.

Banyaknya anggota skuad 1998 dan 2018 yang sudah berada di usia matang atau usia emas menarik untuk diamati. Pemain jenis ini mempunyai motivasi yang lebih berlipat. Para pemain yang sudah di atas 25 tahun akan berjuang dengan keras, karena menganggap bahwa Piala Dunia yang diikuti mereka saat itu bisa saja menjadi Piala Dunia terakhir mereka.

Hal ini berarti  sang pelatih Didier Deshchamps mempunyai PR besar untuk terus mendorong motivasi para pemain muda sama seperti pemain senior sembari mendukung Griezmann, Matuidi dan Lloris mampu menjadi motivator ulung bagi pemain muda saat sama-sama beraksi di lapangan.

Deschamps sebenarnya mempunyai modal yang lebih dari cukup untuk melakukan ini, karena ketika menjadi kampiun di Piala Dunia 1998, Deschamps menjadi anggota dari tim juara tersebut.

Tantangan Terbesar Bagi Prancis Adalah Ego

Perancis harus tetap kompas I Gambar : timelive
Perancis harus tetap kompas I Gambar : timelive
Tidak ada lagi tim yang lemah ketika berada di fase gugur. Sehingga tak ada lagi anggapan bahwa Prancis akan dengan mudah melangkah ke babak semifinal. Jika lolos dari hadangan Uruguay, Brasil atau Belgia akan menunggu Prancis di babak semi final.

Jika semua tim berimbang, maka tantangan terbesar bagi Prancis adalah diri mereka sendiri. Para pemain muda, seperti Mbappe disanjung setinggi langit sesudah mengalahkan Argentina dengan Lionel Messinya. Deschamps juga dipuji karena berhasil membuat tim tampil memikat.

Jika lupa diri dan over confidence maka Prancis akan tamat. Persoalan besar bagi skuat yang kurang pengalaman adalah hal ini. Perhatikan Neymar muda bersama Brasil yang sangat yakin pada Piala Dunia 2014 di rumah mereka sendiri. Terlalu percaya diri, Neymar cedera, Brasil keok 1-7 di tangan Jerman.

Terlalu percaya diri juga dapat mengalahkan permainan kolektif tim, semua pemain menjadi ego atau mau menjadi bintang sendiri. Padahal,  kemenangan atas Argentina adalah kemenangan tim, bukan kemenangan seorang Mbappe. Mbappe tak mungkin mencetak gol jika Giroud tidak memberi umpan padanya. Prancis juga bisa kebobolan lebih banyak, jika Matuidi dan Kante tidak dengan baik menjaga Messi.

Sampai di titik ini, Prancis harus ingat apa yang dikatakan oleh Michal Jordan tentang kolektivitas. "Talent wins games, but teamwork and intelligence wins championships." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun