Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Penyihir Kecil Itu Bernama Coutinho

2 Juli 2018   15:40 Diperbarui: 2 Juli 2018   15:39 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serbia bertahan dengan sangat rapat. Brasil terus melakukan berbagai cara untuk mencoba menembus pertahanan ketat tersebut. Sepertinya tidak akan berhasil, tiba-tiba Paulinho sudah berlari menyambut bola yang entah datang dari mana. Paulinho berhasil mencetak gol. Tayangan lambat menunjukan bahwa bola "ajaib" itu datang dari kaki sang Penyihir Kecil, Coutinho.

Banyak pengamat menganggap alasan utama Brasil gagal di Piala Dunia 2014 adalah ketiadaan pemain lain yang setara atau pemain yang dapat menjadi pembeda selain Neymar. Setelah Neymar cedera, asa Brasil saat itu terpaut pada penampilan Hulk, Oscar, Bernard dan Fred.

Hasilnya adalah tragedi Mineirazo di Stadion Mineirao, Belo Horizonte pada 9 Juli 2014. Brasil digilas Jerman tanpa ampun di rumah sendiri dengan skor 1-7. Hulk cs tidak dapat berbuat banyak, lini depan mandul. Seharusnya mereka menjadi solusi dari ketimpangan yang terjadi di  lapangan, namun ternyata mereka ikut terlibat sebagai biang keladi karena tak mampu tampil lebih baik.

Sesudah pertandingan, air mata menetes. Air mata yang bercampur antara sedih dan malu.

Tragedi itu seharusnya menjadi pelajaran bagi Timnas Brasil saat melakoni laga di Piala Dunia 2018. Sampai babak 16 besar, semuanya terlihat berjalan mulus sesuai yang direncanakan oleh Selecao. Mereka tampil sebagai juara grup dan akan berhadapan dengan Meksiko malam ini. Pecinta Selecao yakin bahwa kali ini Brasil akan lebih baik dari Brasil di Piala Dunia 2014.

Alasan untuk optimis Brasil akan bernasib lebih baik  adalah Brasil yang sekarang sudah memiliki pemain pembeda lain, bukan hanya mengandalkan seorang Neymar. Pemain itu adalah Philippe Coutinho Correia, atau biasa dikenal dengan Coutinho.

Sebelum Piala Dunia bergulir, mantan pemain timnas Brasil, Roberto Carlos yang adalah anggota skuad Juara Piala Dunia 2002 mengatakan bahwa Coutinho akan bersinar. Carlos mengatakan bahwa ketika tim-tim lain fokus untuk menjaga Neymar, maka Coutinho lah yang akan menjadi penentu.

Pernyataan Carlos terbukti, minimal soal cahaya Coutinho yang bersinar. Pemain Barcelona yang sekarang berusia 26 tahun itu berhasil mencetak dua gol bagi Brasil saat laga melawan Swiss dan melawan Kosta Rika.

Namun jika bicara bahwa sinar terang Coutinho adalah karena pemain lawan lebih terfokus pada Neymar, maka saya tidak terlalu setuju. Di panggung yang sama itu, Neymar memang tampil baik tetapi kebintangan Coutinho juga ada di ruang tersendiri.

Perhatikan saja bagaimana pemain yang lahir di Rio Janeiro pada 12 Juni 1992 itu beraksi kala pertandingan melawan Kosta Rika. Brasil yang frustrasi oleh pertahanan berlapis Los Ticos mampu dibawa Coutinho menang melalui dua gol yang dicetak di extra time. Di menit 90+1, Coutinho secara tiba-tiba berhasil muncul dari lini kedua dan membobol gawang Keylor Navas yang sebelumnya nampak tak akan ternoda. Brasil akhirnya unggul 2-0, setelah pada 90+7 Neymar mencetak gol tambahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun