Di dalam tekanan harus menang, daya juang itu dibakar Masche sampai di titik paling maksimal.
Puncaknya adalah ketika darah mengucur deras dari pelipis Mascherano di lebih separuh babak kedua. Tak ada keluhan. Mascherano merasa tak ada waktu untuk terlihat lemah, ketika negaranya membutuhkan diirnya menjaga kehormatan untuk tetap berada di Rusia.
Lebih dari 20 menit Mascherano bermain dengan darah mengucur, dia menolak perawatan atau pergantian pemain. Dia terus melakukan tekel, melakukan intersep yang membuat rekan-rekannya juga mau tak mau harus tampil habis-habisan di babak kedua, apalagi sesudah kedudukan menjadi seri 1-1.
Saat Rojo berhasil mencetak gol kemenangan, darah Masche itu bercampur dengan kebahagiaan. Bukti bahwa tak ada perjuangan yang akan sia-sia.
Sebenarnya, di usianya yang tak muda lagi, 35 tahun, tak banyak yang berharap Masche mampu membuat keajaiban seperti yang bisa dilakukan oleh pemain seperti Messi, Aguero atau Higuain. Meskipun begitu, semakin disadari adalah kehadiran Mascherano bukanlah untuk itu. Masche hadir untuk membangkitkan dan mempertahankan spirit Argentina yang sesungguhnya di setiap pertandingan.
Spirit yang akan menjadi kekuatan luar biasa yang  patut diwaspadai oleh Perancis, lawan Argentina di babak 16 besar nanti. Sebuah pertandingan seru dan menarik yang patut disaksikan dan jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda.
Selamat Argentina dan Luar biasa Masche!
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H