Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kucuran Darah Mascherano, "Spirit" Argentina Sesungguhnya

27 Juni 2018   04:57 Diperbarui: 27 Juni 2018   05:24 1638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari dua pertandingan, mantan pemain Barcelona yang sekarang bermain di Hebei China Fortune itu memang terlihat seperti tak kompetitif lagi, padahal sebagai gelandang bertahan, Masche mempunyai peran penting.

Selain menjadi pemutus sebelum pemain lawan masuk ke lini pertahanan, Masche juga menjadi penyambung lini belakang ke lini depan. Tukang sapu, dan tukang sedia. Peran vital pemain berusia 34 tahun ini, membuat dia dijuluki El Jefe atau Jefecito yang berarti ketua, Masche juga didaulat menjadi Kapten Argentina.

Namun peran penting itu menjadi terlupakan ketika Argentina menyambut pertandingan krusial melawan Nigeria. Argentina terancam, dan diramalkan akan pulang lebih dahulu. Artinya,  Masche harus siap disalahkan atau dikambing hitamkan lagi. Tanda-tandanya sudah jelas, meski tetap bermain, ban Kapten Mascherano ditanggalkan.  Mascherano bukanlah seorang Jefecito lagi.

***

Di situasi seperti inilah, Mascherano menunjukan jati diri sebenarnya. Jati diri yang bahkan menjadi sesuatu yang hilang dari La Albiceleste selama penampilan mereka di Rusia. Jati diri yang diabaikan, namun tampak utuh dari dirinya dalam pertandingan melawan Nigeria.  Jati diri bernama, Lo Spirito, Spirit atau semangat khas Argentina.

Spirit yang seharusnya membuat para pemain Argentina akan bangga mengenakan seragam biru putih, terlecut motivasi ketika bendera dengan Matahari Mei dibentangkan dan Himno Nacional Argentino dinyanyikan.

Spirit yang membuat pemain seperti Carlos Tevez akan seperti kesurupan roh para pejuang Argentina saat di lapangan dan membuat Diego Armando Maradona harus tersakiti hingga menangis setiap kali melihat Argentina bermain buruk.

Saat pemain merasakan dan menghidupi itu, pilihannya persis seperti berada di medan perang, pilihan untuk hidup atau mati. Sebaliknya, tanpa spirit seperti itu, Argentina seperti tak bernyawa, tanpa daya juang.

Daya juang Mascherano terlihat dengan jelas tadi pagi. Secara non teknis maupun teknis. Saat wasit Cuneyt Cakir asal Turki dihadapkan di situasi tak menentu karena pelanggaran, Mascheranolah yang berdiri paling depan membela, berdialog ketika pemain Argentina lainnya seperti sudah pasrah apapun keputusan wasit.

Mascherano, sang ketua I Gambar : Guardian
Mascherano, sang ketua I Gambar : Guardian
Secara teknis, Masche tak gentar berduel fisik dengan para pemain Nigeria di lini tengah. Perubahan skema menjadi 4-4-2, membuat pilihan untuk bertarung menjadi sebuah keharusan. Padahal, Elang Afrika  Nigeria diperkuat pemain yang tangguh dan kuat secara fisik.  Masche membuat mereka harus bekerja keras, jatuh bangun memperebutkan bola.

Satu-satunya pemain yang telah merain dua medali emas Olimpiade bagi Argentina itu, memberi contoh pada rekan-rekannya apa arti dari spirit Argentina itu. Nigeria pun mungkin harus menyesali kenapa spirit yang sempat hilang di dua pertandingan awal itu harus dibakar Masche di pertandingan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun