Banyak pesepak bola yang tak kuat menahan tekanan seperti ini. Baik di dalam pertandingan, maupun di luar pertandingan. Ingatlah akan Zinedine Zidane yang terpancing untuk menanduk dada Materrazzi di Final Piala Dunia 2006, Zidane dikartu merah dan Italia akhirnya menjadi juara.Â
Di tengah pesta seremoni Italia, Zidane bersedih, sakit dalam pilu. Bersyukur, sesudah karirnya, Zidane bisa mengatasi kepedihan itu dan menjadi pelatih hebat.
![Zidane dan kepedihan 2006 I Gambar : Fifa](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/06/22/zidane-2006-5b2d11a8ab12ae4a445565c2.jpg?t=o&v=555)
Neymar dikartu kuning oleh tindakannya itu. Leo Messi yang melankolik berusaha menahan diri, meski pada akhirnya harus keluar lapangan tanpa menjabat tangan siapa pun seusai pertandingan dengan kepala tertunduk.
Pemain seperti Eric Cantona di level klub tak kuat menghadapi tekanan dan harus pensiun di usia 31 tahun di Manchester United sesudah mendapat julukan King Eric dari para penggemar, ada lagi Frank Rijkaard yang pensiun setelah membawa Ajax juara Champions League. Tak mudah menjadi pemain hebat.
Mantan pemain Barcelona dan Arsenal yang sekarang bermain di Manchester United, Alexis Sanchez juga pernah mencurahkan perasaan ini ketika melihat Messi menangis kala Barcelona kalah dari Chelsea di semi final Liga Champions 2012.
"Saya rasa sepak bola menyelamatkan kehidupan banyak orang. Sepak bola bisa memberikan kehidupan yang bergelimang harta tapi orang-orang tidak melihat perjuangan di belakang layar," ujar Sanchez.
"Di ruang ganti pakaian Barcelona setelah pertandingan melawan Chelsea, saya melihat Leo [Messi] menangis. Itu karena para pesepak bola punya tuntutan yang besar pada diri mereka sendiri. Orang-orang tidak tahu itu." tambah Sanchez.
Tuntutan sepak bola memang sangat tinggi bagi orang-orang seperti Messi, Ronaldo dan Neymar, dan ketika tuntutan itu tidak dapat terpenuhi melalui peritiwa kekalahan dan trauma, kita harus memahami itulah keterbatasan manusia. Seperti yang dikatakan oleh Goenawan Mohamad dalam catatan pinggir ke-4.
"Hanya mereka yang mengenal trauma, mereka yang pernah dicakar sejarah, tahu benar bagaimana menerima kedahsyatan dan keterbatasan yang bernama manusia" - Goenawan Mohammad
Jika konteks ini bisa dipahami, apa yang kita harapkan dari para pesepak bola seperti Neymar, Messi dan bahkan kita yang hanya sebagai penikmat bola? Â Nikmatilah sepak bola dalam daya jangkau imajinasi yang wajar. Jika sepak bola itu menciptakan sesuatu yang melebihi itu, rayakanlah tetapi jangan sampai menjadikannya sebagai sebuah hukum yang tetap.Â