Pertandingan belum genap 30 menit, Mohamed Salah terduduk di lapangan hijau. Air mata keluar dari matanya. Tanda bahwa dia tak sanggup lagi untuk melanjutkan pertandingan.
Warna merah di stadion memuram, mengiringi langkah Salah yang sepertinya mengalami cedera bahu karena bantingan ala Judo Sergio Ramos. Laga final ini menjadi tak sempurna bagi Liverpool. Pemain yang diandalkan mereka harus keluar lebih awal. Akhirnya Liverpool takluk 1-3 dari Real Madrid
***
Tak ada kejutan dari formasi yang diturunkan oleh Liverpool dan Real Madrid dalam laga final Liga Champions yang berlangsung di Stadion NSC Olympiyskiy, Kiev, Ukraina.
Liverpool tetap bermain dengan 4-3-3 mengandalkan trio Firmio, Mane dan Salah di depan. Sedangkan Zidane tetap percaya diri memainkan Isco sebagai tandem dari duet Benzema dan Christiano Ronaldo. Formasi 4-3-3 yang dapat juga berubah cepat menjadi 4-4-2.
Di awal pertandingan, Liverpool mencoba mengambil kendali permainan. Strategi Gegenpressing ala Klopp bekerja dengan baik, bola yang berhasil dengan cepat direbut dari pemain Madrid langsung disodorkan ke sisi kanan dimana ada Salah di sana. Skema yang membuat lini pertahanan Madrid kocar kacir. Liverpool atraktif sedangkan Madrid lebih preventif dan hati-hati.
Namun bencana datang bagi Liverpool sekitar menit ke-24. Semuanya berawal dari duel antara Salah dan Ramos. Kedua pemain jatuh secara bersamaan tetapi dalam tayangan lambat Ramos menjepit tangan kiri Salah dan menariknya ketika melayang jatuh. Salah terlihat memegangi bahunya yang terganggu, syukur setelah sempat dirawat, Salah dapat masuk kembali.
Namun Salah cuma sebentar saja di lapangan. Di menit ke-30, Mohamed Salah akhirnya benar-benar keluar dari lapangan, Salah tak dapat menahan sakit dari bahunya. Adam Lallana masuk menggantikan Salah. Liverpool kehilangan daya gedor dan seperti yang diperkirakan Real Madrid bergantian menguasai pertandingan.
Meskipun Madrid juga harus kehilangan Dani Carvajal karena cedera, namun kehilangan Salah sangat berpengaruh bagi Liverpool. The Reds hanya bisa mengandalkan kecepatan dari Sadio Mane. Babak pertama diakhiri dengan skor 0-0.
Di babak kedua, tanpa diduga, blunder kiper Liverpool, Loris Karius membuka gol di pertandingan ini. Karius yang terburu-buru melempar bola malah mengenai kaki Benzema. Bola menggelinding pelan berbalik ke arah gawang Liverpool. Gol. Madrid 1 Liverpool 0.
Liverpool bereaksi cepat empat menit kemudian untuk menyamakan kedudukan. Sadio Mane berhasil mencetak gol ke gawang Keylor Navas. Melalui skema bola mati, sundulan Lovren berhasil disambut Mane yang kali ini lebih cepat dari kiper Madrid tersebut. Madrid 1 Liverpool 1.
Zidane sepertinya cerdas membaca bahwa Liverpool lebih dalam bertahan setelah kehilangan Mohamed Salah. Zidane memasukan Gareth Bale menggantikan Isco untuk membuat Madrid menjadi lebih agresif di menit ke-60. Jenius. Belum genap lima menit di lapangan, Bale mencetak gol spektakuler, melalui tendangan salto menyambut umpan Marcelo. Proses gol yang mirip seperti yang dilakukan Ronaldo ke gawang Juventus. Madrid kembali unggul 2-1.
Liverpool yang seperti bernapas kembali setelah gol Mane dibuat lagi seperti menjadi hilang harapan. Meskipun Mane masih sempat membahayakan gawang Madrid dengan tendangan yang membentur tiang namun selebihnya Madrid menguasai pertandingan dan menjadi lebih cepat ketika melakukan serangan balik. Hasilnya gol ketiga itu datang.
Lagi-lagi kurang konsentrasinya Loris Karius menjadi biang gol Madrid. Tendangan keras Bale yang sebenarnya sudah dibaca Karius malah ditip dengan tidak sempurna oleh Karius dan masuk ke gawang sendiri di menit ke-82. Gol kedua Bale dan pemupus harapan Liverpool. Hingga akhir pertandingan Real Madrid unggul 3-1 atas Liverpool.
Kemenangan ini membuat Madrid menambah rekor menjadi tiga kali secara berturut-turut menjadi juara Liga Champions sekaligus membuat Zinedine Zidane membuat sejarah dengan menjadi pelatih pertama yang mampu melakukannya. Sebaliknya, Juergen Klopp lagi-lagi harus kalah di final kompetisi di Eropa. Dari tujuh kali final yang dilaluinya, Klopp hanya bisa memenangkan satu gelar juara.
Madridista bergembira, sedangkan Liverpudlian pantas bersedih kecewa, karena final kali ini memang tidak sempurna bagi mereka, bukan saja soal hasil tetapi soal sang andalan, Mohamed Salah yang harus lebih cepat keluar dari pertarungan karena cedera. Ah, itulah drama sepak bola.
Selamat Madrid!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H