Zidane sepertinya cerdas membaca bahwa Liverpool lebih dalam bertahan setelah kehilangan Mohamed Salah. Zidane memasukan Gareth Bale menggantikan Isco untuk membuat Madrid menjadi lebih agresif di menit ke-60. Jenius. Belum genap lima menit di lapangan, Bale mencetak gol spektakuler, melalui tendangan salto menyambut umpan Marcelo. Proses gol yang mirip seperti yang dilakukan Ronaldo ke gawang Juventus. Madrid kembali unggul 2-1.
Liverpool yang seperti bernapas kembali setelah gol Mane dibuat lagi seperti menjadi hilang harapan. Meskipun Mane masih sempat membahayakan gawang Madrid dengan tendangan yang membentur tiang namun selebihnya Madrid menguasai pertandingan dan menjadi lebih cepat ketika melakukan serangan balik. Hasilnya gol ketiga itu datang.
Lagi-lagi kurang konsentrasinya Loris Karius menjadi biang gol Madrid. Tendangan keras Bale yang sebenarnya sudah dibaca Karius malah ditip dengan tidak sempurna oleh Karius dan masuk ke gawang sendiri di menit ke-82. Gol kedua Bale dan pemupus harapan Liverpool. Hingga akhir pertandingan Real Madrid unggul 3-1 atas Liverpool.
Kemenangan ini membuat Madrid menambah rekor menjadi tiga kali secara berturut-turut menjadi juara Liga Champions sekaligus membuat Zinedine Zidane membuat sejarah dengan menjadi pelatih pertama yang mampu melakukannya. Sebaliknya, Juergen Klopp lagi-lagi harus kalah di final kompetisi di Eropa. Dari tujuh kali final yang dilaluinya, Klopp hanya bisa memenangkan satu gelar juara.
Madridista bergembira, sedangkan Liverpudlian pantas bersedih kecewa, karena final kali ini memang tidak sempurna bagi mereka, bukan saja soal hasil tetapi soal sang andalan, Mohamed Salah yang harus lebih cepat keluar dari pertarungan karena cedera. Ah, itulah drama sepak bola.
Selamat Madrid!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H