Pembuktian kedua, adalah pembuktian dari para pemain yang dianggap buangan. Sebut saja nama Dimitri Payet yang sebelumnya pernah bersinar di Liga Inggris namun karena mulai menurun dipulangkan ke kampung halamannya lagi.Â
Di Liga Eropa, Payet menjadi pemain dengan assist terbanyak, Payet tentu ingin membuktikan bahwa dia masih bisa tampil maksimal. Selain itu masih ada nama-nama seperti Rolando, Luis Gustavo dan Adil Rami.
Pembuktian ketiga adalah pembuktian para pemain muda untuk lebih mendapat perhatian klub-klub lebih besar. Pemain kelahiran di atas tahun 1992 yang menjadi tulang punggung Marseille seperti Jordan Amavi, Boubacar Camara, Lucas Ocampos dan Florian Thauvin pasti akan memberikan kemampuan terbaik mereka. Jikalau juara, bukan tak mungkin bursa transfer mendatang, mereka akan berganti ke klub dengan nama yang lebih besar.
Pada tahun 1993, hal ini memang terjadi. Didier Deschamps, Marcel Desailly dan Alen Boksic berpindah ke klub lebih besar. Desailly ke AC Milan dan dua pemain lainnya ke Juventus. Harapan yang sama juga tentu diinginkan oleh barisan muda milik Marseille ini.
Terakhir, tentu pembuktian untuk selalu menjadi yang pertama bagi Prancis dalam hal menjuarai kompetisi di Eropa. Setelah pada 1993 mampu menjadi klub Prancis pertama yang menjuarai Liga Champions saatnya bagi Marseille untuk mencetak sejarah lagi dengan menjadi klub Prancis pertama yang menjadi juara Liga Eropa yang sebelumnya bernama UEFA Cup.
Harapan akan pembuktian-pembuktian inilah  yang akan menjadi sumber tenaga yang tak terduga bagi Marseille untuk mengalahkan klub sekuat Atletico Madrid. Bagi penikmat sepak bola tanpa embel-embel fanatisme pada kedua klub yang akan bertanding besok pasti akan menunggu pembuktian ini menjadi kenyataan besok karena sepak bola akan lebih menarik akibat catatan-catatan sejarah baru yang tercipta dan tentunya kejutan.Â
Saat klub yang tak diunggulkan dapat menjadi juara. Saat pembuktian dari David menjadi nyata di hadapan Goliath.
Kita tunggu pembuktian dari Marseille.