Kedua, calon pemimpin yang memosisikan dirinya sebagai calon pemimpin yang sudah tersakiti sebelumnya. Padahal pada kenyataannnya tidak tersakiti, namun menyakiti dirinya sendiri. Cerita tentang daerah yang seharusnya begini begitu, terjajah, tak pernah maju-maju di bawah pemimpin sekarang, dibumbui sedemikian rupa, sehingga si calon pemimpin itu terlihat dizolimi.
Ketiga, pemimpin yang lebih banyak tidur, dan dari tidurnya keluar mimpi dan khayalannya. Koala itu tidur karena metabolismenya rendah, sehingga dia harus banyak menyimpan energi, dengan tidur. Namun banyak pemimpin yang lebih senang menyimpan energi, tidak menjadi solusi dari masalah daerahnya tetapi bahkan menjadi biang masalah baru yang ditimbulkannya. Pemimpin seperti ini lebih senang berhayal, berfantasi. Menyedihkan.
Ciri-ciri ini terlihat dengan jelas dari perangai beberapa calon pemimpin dari tingkat daerah sampai tingkat pusat. Lalu apa yang akan membuat para calon pemimpin ala politik Koala ini akan diam?.
 Ada dua cara.  Pertama, biarkan dia menguasai wilayahnya sekarang, tidak usah diganggu. Tak usah dipanas-panasin, dia butuh panggung, tonton saja tingkahnya. Dia hanya butuh perhatian. Kedua, seperti Koala. Berikan daun eukaliptus kepada calon pemimpin seperti ini, dan jika perlu berikan juga pada pengikutnya. Maka  akan diam semuanya. Bukannya kebutuhan Koala yang paling utama itu adalah Eukaliptus. Â
"Jika tidak dikasih makan, apa responnya?" tanya saya. "Bisa stress, berteriak dan menangis" jawab petugas itu.Â
"Siapa namanya?" tanya saya lagi. "Perry".
Salam