Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Oprah Winfrey, Lionel Messi, dan Arti Seorang Pejuang

24 Maret 2018   14:09 Diperbarui: 24 Maret 2018   20:50 2485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oprah, wanita paling berpengaruh di dunia I Gambar : Forbes

Pada usia 17 tahun, Oprah memperoleh pekerjaan pertamanya sebagai penyiar berita di stasiun radio lokal dengan bayaran $100 per minggu, yang terhitung besar buat siswa sekolah menengah pada tahun 1970-an.

Pada usianya yang ke-19, ia ditemukan oleh sebuah stasiun televisi di Nashille untuk dipekerjakan sebagai wartawan dan penyiar berita. Pada 1976, Oprah menjadi pembawa acara TV di Baltimore.

Sinar benderang Oprah muncul pada tahun 1986 ditandai dengan debut acara dengan namanya sendiri The Oprah Winfrey Show yang meraih sukses dengan cepat serta menjadi pertunjukan yang paling populer di televisi di seantero Amerika. Oprah bangkit, berhasil dan memberi dampak hingga sekarang.

Lalu sekarang kira-kira apa maksud kalimat "Messi Tenes Que Ser Un Guerrero" ini bagi seorang Messi. Apakah selama ini, Messi kurang berjuang?.

Ingatan kita tentu akan mundur pada 4 tahun lalu ketika di Estadio Maracana, Rio de Janeiro, Brasil, Argentina dikalahkan Jerman di partai final melalui gol tunggal Mario Gotze di babak tambahan waktu.

Messi, murung Piala Dunia I Gambar : voa
Messi, murung Piala Dunia I Gambar : voa
Messi yang saat itu masih berusia 26 tahun, diharapkan dapat membawa Argentina menjadi juara, namun ternyata gagal. Wajah Messi terus murung, pada seremoni penyerahan medali dan piala. Bahkan ketika dinobatkan sebagai pemain terbaik Piala Dunia 2014 dan menerima Golden Ball, Messi tetap merenung. Messi murung merenung disamping Kiper Jerman, Manuel Neur, peraih Golden Gloves yang terus tersenyum.

Kisah itu berlanjut dua tahun lalu di Stadion Metlife, Amerika Serikat. Di final Copa America 2016, Argentina yang dikapteni Messi harus menyerah kalah, lagi-lagi di final. Kali ini Chile lah yang membuat Argentina bersedih melalui babak adu penalti.

Messi terpukul, karena salah satu penyebab kekalahan Argentina adalah karena kegagalannya menendang penalti. Messi yang biasa garang, kali ini menangis sejadi-jadinya. Seusai pertandingan itu, Messi bahkan berikhtiar untuk pensiun dari sepakbola internasional dengan pensiun dari timnas Argentina.

Sepakbola memanggil kembali pemain terbaik dunia lima kali tersebut. Argentina memohon, dan Messi luluh hatinya.

Perlahan-lahan, Messi berusaha bangkit.

11 Oktober 2017, timnas Argentina terancam tidak lolos ke Piala Dunia 2018. Messi cs harus menang di Stadion Atahualpa, Quito, Stadion Angker milik Ekuador. Jika tidak, Argentina gagal. Di Quito, Leo Messi mengamuk, dan mencetak hattrick di pertandingan ini. Argentina yang berada di ujung tanduk akhirnya lolos sebagai peringkat ketiga di bawah Brazil dan Uruguay.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun