Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Yang Harus Dilakukan Ketika Ketinggalan Barang di Taksi "Online"

20 Februari 2018   10:20 Diperbarui: 20 Februari 2018   12:25 3032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taksi online I Sumber Illustrasi : Kompas.com

Rita lantas bercerita HP-nya juga pernah ketinggalan di taksi online sekitar setahun yang lalu. Sesudah HPnya ketinggalan di taksi dia tanpa henti terus menelepon Call Center. "Saya diminta operator untuk menelepon lagi jika barangnya sudah sampai. Saya telepon terus, sekitar seminggu baru Hpnya tiba. Ah, yang penting sampai kan?" cerita Rita.

Kata Rita, prosedur taksi online sebenarnya sudah sangat jelas mengenai barang konsumen yang ketinggalan. Supir taksi online akan dihubungi oleh operator, lalu barang akan diminta dikirim meski nantinya biaya pengiriman akan diganti oleh sang konsumen sendiri. "34 ribu saya kasih 100 ribu," tambahnya.  

"Waktu itu, Hpnya tidak dimatikan, hanya dia (Supir) sudah terlalu jauh. Tidak terkejar dengan jadwal pesawat yang akan berangkat," cerita Rita.

"Jika dia macam-macam, akunnya akan disuspend, dan dia tidak akan bisa kerja lagi," cerita Rita, optimis bahwa barang Pak Lan akan kembali.

Karena pengalaman itulah, Rita dan Pak Lan memutuskan untuk tidak menunggu lebih lama. Check in dan "terpaksa" segera pulang ke daerah asal mereka.

Dalam kacamata saya, sebenarnya ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan bahwa peristiwa kehilangan ini juga bisa karena faktor kelalaian penumpang. Pertama, taksi online yang digunakan sebenarnya berbeda dengan yang ada di aplikasi. Namun karena buru-buru takut ketinggalan pesawat, Pak Lan Cs memberanikan untuk tetap naik ke Taksi tersebut. "Supirnya juga wajahnya beda," cerita Rita.

Saya juga pernah menggunakan taksi online yang plat nomernya berbeda dengan yang di-order. "Saya sudah lapor ke manajemen taksi online. Saya baru ganti mobil, tapi belum diubah di aplikasinya," argumen sang pengemudi waktu itu. Beruntung, saat itu Saya akhirnya sampai tujuan dengan selamat dan tidak ada masalah seperti barang yang ketinggalan.

Namun peristiwa ini, mengajarkan saya bahwa saya punya hak untuk menolak taksi online yang berbeda plat ini. Baiklah, jika semuanya aman, tidak masalah. Namun dengan menggunakan supir dan mobil berbeda, bisa saja gaya kerja supir "bodong" yang merasa tidak mempunyai tanggung jawab hukum secara tak langsung, bisa saja tak ugal-ugalan di jalan. Mobil yang digunakan bisa jadi juga adalah hasil kriminal, tak ada yang tahu.

Walaupun dasar kita adalah identitas di aplikasi yang sudah jelas, namun menggunakan mobil dan supir yang tidak diregistrasi sama, tentu akan membuat kita panik jikalau kejadian seperti ini kita alami.

Kedua, pembayaran taksi online dilakukan sebelum semua barang sudah diturunkan. Pak Lan saat itu lebih repot mengurus barang dari bagasi belakang daripada terlebih dahulu mengeluarkan tas laptopnya yang ditaruh di kursi depan.

Lalu menurut cerita mereka sang supir juga tidak turut membantu menurunkan barang dari bagasi. Setelah barang dirasa semuanya sudah turun, taksi online pun cepat beranjak pergi, apalagi biaya taksi sudah dibayar sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun