Di tengah muramnya wajah pendukung Arsenal setelah ditekuk Swansea City 1-3, The Gunners mendapat kabar bahagia. Â Penyerang Borussia Dortmund, Pierre-Emerick Aubameyang resmi berlabuh ke Emirates Stadium setelah Arsenal dan Dortmund menyepakati harga di angka 56 juta pounds atau sekitar Rp 1,12 triliun.
Setelah ditinggalkan Alexis Sanchez ke Manchester United, banyak yang meragukan masa depan Arsenal di tangan Arsene Wenger. Arsenal dianggap kehilangan amunisi berharga untuk mencapai target minimal dapat tampil di Liga Champions musim depan.Â
Saat ini, Arsenal dengan poin 42 tercecer di peringkat enam dan tertinggal 8 poin dari peringkat ke-empat, Liverpool, batas zona Liga Champion. Sebuah pekerjaan yang berat menjalani sisa musim.
Namun keberhasilan mendatangkan Aubameyang memunculkan seberkas optimisme, kedatangan Aubameyang diharapkan  dapat membangkitkan beberapa hal yang selama ini hilang di Arsenal  di dalam maupun di luar lapangan.
Pertama, Aubameyang adalah solusi dari lini depan yang masih belum tajam. Dari 46 gol yang telah dicetak Arsenal hingga pekan ke-25, tak ada satupun striker Arsenal yang menghasilkan gol hingga dua digit. Alexandre Lacazette, striker asal Perancis yang dibeli mahal dari Lyon, sampai saat ini baru mencetak 9 gol.Â
Menyusul Lacazette, ada Alexis Sanchez (8 gol) dan Oliver Giroud (7 gol). Menyedihkan, karena dua nama terakhir sudah berpindah klub sebelum dan sesudah kedatangan Aubameyang. Sanchez ke MU dan Giroud ke Chelsea.
Artinya, pemain berusia 28 tahun asal Gabon ini diharapkan akan menjadi solusi dari lemahnya lini depan Arsenal. Produktivitas Aubameyang yang sanggup mencetak  98 gol dari 144 penampilan bersama Borrusia Dortmund yang berarti sekitar 1,5 gol per pertandingan diharapkan dapat menular ketika dia berseragam Arsenal.
Kedua, Aubameyang akan menambah variasi dari formasi Arsenal di tangan Arsene Wenger. Musim ini di tangan Wenger, Arsenal lebih sering menggunakan formasi 5-4-1 atau 3-4-2-1 dengan satu striker di depan. Striker tunggal sering diisi secara bergantian oleh Lacazette, Giroud ataupun Sanchez yang terkadang di dorong ke depan.
Kedatangan pemain yang dijuluki Spiderman ini akan membuat Arsenal bisa tampil dengan dua striker di depan. Aubameyang dapat dipasangkan dengan Lacazette dalam formasi 4-4-2 dengan ditopang oleh Ozil dan Mikhytarian.
Apakah ini dapat berjalan baik?. Meski membutuhkan adaptasi lagi bagi Aubameyang, namun modal Lacazette saat di Lyon yang pernah nyetel bermain dengan  skema dua striker bersama Bafetimbi Gomis dapat membantu dalam terlaksananya skema ini.
Jika formasi ini dapat berjalan lancar dan baik, maka mimpi Arsenal agar duo Thierry Henry dan Dennis Berngkamp lahir kembali dapat terwujud dalam duet Aubameyang dan Lacazette.
Walaupun sebenarnya kemampuan Aubameyang dinilai dapat terekspose maksimal dalam formasi 4-3-3 seperti saat di Dortmund. Kita lihat saja resep apa yang akan dipakai oleh Opa Wenger pasca kedatangan Aubameyang. Â
Ketiga, kedatangan Aubameyang menghidupkan kembali Victoria Concordia Crescit (VCC). VCC adalah slogan terkenal Arsenal dalam bahasa latin yang jika diterjemahkan kedalam bahasa Inggris berarti Victory Comes From Harmony. Kemenangan Berawal Dari Harmoni.
Tak dapat dipungkiri bahwa harmoni dalam tim Arsenal terganggu ketika Sanchez memilih untuk tidak mau memperpanjang kontrak di Arsenal seraya meminta kenaikan gaji. Hal itu terlihat juga dampaknya di lapangan, beberapa kali Sanchez dianggap media tidak bermain dengan sungguh-sungguh.Â
Keseimbangan dan keteraturan Arsenal terganggu. Tingkah laku Sanchez malah menjalar ke Ozil. Ozil juga mengancam tidak akan memperpanjang kontrak. Sanchez akhirnya pergi dengan gaji termahal di Inggris yang dia dapat di MU.
Di tengah kegalauan itu, Aubameyang datang. Keberhasilan mendatangkan Aubameyang meski memberi efek domino untuk kepergian Oliver Giroud ke Chelsea, namun ternyata mampu membuat Ozil mau memperpanjang kontrak di Arsenal.Â
Ozil sepertinya yakin bahwa bersama Aubameyang dan Henrikh Mkhitaryan akan mampu menjadika Arsenal untuk tampil hebat dan berjaya lagi.
Bahkan dengan gaji hanya 180 ribu pounds atau sekira Rp3,3 miliar per pekan  (hampir setengah dari gaji Sanchez di MU) maka Aubameyang, bukanlah pemain "wah" yang dapat mengundang rasa iri dari pemain lain atau pemain senior di Arsenal.Â
Ibaratnya, Aubameyang datang sebagai pemain bintang, tetapi kebintangan itu bukan untuk meredupkan yang lain.
Artinya dengan fakta tersebut, kolektivitas dan kerjasama yang terjalin antar pemain yang merupakan pondasi dasar dan ciri dari permainan Wenger selama bertahun-tahun akan sangat mungkin diwujudkan melalui kedatangan Aubameyang, berbuah kemenangan demi kemenangan. Kemenangan berawal dari sebuah keharmonisan. Victoria Concordia Crescit.
Dari paparan ini, tentu saja pendukung Gunners akan banyak berharap perubahan akan segera terjadi dengan buah kemenangan demi kemenangan. Tetapi hal yang perlu digaris bawahi adalah masalah Arsenal bukan saja di lini depan saja, namun juga di lini belakang. Dengan kebobolan 34 gol, Arsenal bahkan lebih buruk dari Leicester di peringkat tujuh (32 gol) dan Burnley peringkat delapan (21 gol). Â
Melihat dari strategi Arsenal yang kurang memperkuat lini belakang, mungkin saja dapat disimpulkan bahwa Wenger dan tim kepelatihan berpikir bahwa masalah lini depankah yang  akhirnya mempengaruhi performa lini belakang yang diisi oleh Koscielny Cs.
 Jika asumsi itu benar, maka ini saat yang tepat pendukung Arsenal melihat tim kesayangan kembali ke penampilan terbaik mereka. Pembuktiannya kita tunggu dalam pertandingan melawan Everton di Emirates Stadium pada 3 Februari nanti.
Akhirnya selamat datang Aubameyang di Arsenal, bagi Arsenal : "Semoga beruntung".Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H