Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama FEATURED

"Boxing Day" dan Hilangnya Momen Natal di Liga Inggris

25 Desember 2017   21:17 Diperbarui: 26 Desember 2019   07:01 2987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Boxing Day, Sangat Sibuk I Gambar : Paste

Tak dapat dipungkiri bahwa Sepak bola Inggris adalah yang tersibuk di dunia. Bagaimana tidak, selain kompetitif dengan pertandingan Liga, ada juga pertandingan untuk memperebutkan dua piala, Piala FA dan Piala Liga Inggris, yang tahun ini dikenal dengan Carabao Cup.

Padatnya kompetisi ini membuat hampir tidak ada kesempatan bagi para pelaku sepak bola di Inggris sekedar sejenak berlibur, terutama di hari natal. Sehari sesudah natal, yang dikenal dengan Boxing Day, bukannya berlibur seperti liga-liga top Eropa lainnya, Liga di Inggris berputar seperti biasanya.

Sejarah Boxing Day
Boxing Day sendiri sebenarnya tidak lahir murni dari tradisi sepak bola atau pun olahraga tinju, merujuk pada istilah Boxing.  Istilah ini dikenal sejak abad ke-19. Awalnya, tradisi ini dikhususkan untuk para golongan pekerja kelas bawah  yang tetap bekerja saat hari natal, padahal besoknya harus merayakan hari natal.

Oleh karena itu, esok harinya (26 Desember),  mereka mendapatkan hari libur dan menerima berbagai macam hadiah dalam bentuk kotak kado (boxes) dari majikan mereka. Kotak kado ini yang diambil sebagai bagian dari istilah Boxing.

Tradisi yang sudah berusia lebih dari 100 tahun ini menjadi semakin kuat karena adanya intervensi dari Ratu Victoria agar dilakukan oleh para pedagang atau majikan di seantero negeri.

Dampaknya istilah dan tradisi ini dikenal bukan saja di Inggris, tetapi juga di Australia, Selandia Baru, Kanada dan negara persemakmuran lainnya.  

Meski tidak mudah melakukan pertandingan di tanggal itu karena hampir bersamaan dengan tradisi keagamaan.

Namun akhirnya, sejarah mencatat bahwa pada tahun 1860, klub tertua di dunia, Sheffield FC bertanding melawan Hallam pada 26 Desember dengan hasil kemenangan 2-0.

Meski bukan pertandingan kompetitif, pertandingan itu tidaklah mudah unutk dilakukan karena hampir tidak ada klub yang mau bertanding melawan Sheffield. Akhirnya, Hallam yang notabene adalah klub tetangga mau bertanding melawan Sheffield, meski tak banyak yang mau menontonnya.

Dalam perkembangannya pada jaman modern, Boxing Daytelah berkembang  menjadi hari untuk bersenang-senang, untuk berbelanja dan untuk menghabiskan waktu di pub dengan teman-teman. 

Kesempatan ini digunakan oleh pihak penyelenggara liga (FA) untuk membuat pertandingan di Boxing day.

Oleh karena itu, pada tahun 1950, penyelenggara liga (FA) secara resmi berusaha mencoba menerapkannya di kompetisi di tanah Inggris. Hasilnya cukup menggembiran. 

Terhitung  sekitar 3,5 juta orang memadati pertandingan di stadion, ketika liga-liga di Inggris berputar pada masa Boxing Day.

Pro dan Kontra Boxing Day
Meski mengalami beberapa hambatan, termasuk di dalamnya ketika Skotlandia memilih mundur untuk menyelenggarakan pertandingan di Boxing Day., tradisi pertandingan di waktu ini dinilai berjalan dengan baik.

Bahkan kekuatiran menurunya kehadiran jumlah penonton di Stadion saat Boxing Daypada tahun 1988 , ketika Stasiun Televisi ikut menayangkan pertandingan bola, ternyata tidak menjadi kenyataan. Bahkan Boxing Day menjadi pertandingan yang paling dinantikan dalam kompetisi berjalan.

Beberapa rekor luar biasa bahkan terjadi di pertandingan Boxing Day, salah satunya adalah rekor terciptanya gol sebanyak 157 gol dalam pertandingan Boxing Day tahun 1963.

Tercatat beberapa kemenangan besar seperti Fulham menang atas Ipswich, 10-1, dan Blackburn mengandaskan Wet Ham 8-2 menjadi salah satu hasil yang mempengaruhi terciptanya rekor.

Rekor jumlah gol yang akan mustahil terjadi di sepak bola modern jaman sekarang.

Bahkan, Alex Ferguson dinilai mulai merintis sebagai pelatih hebat pada saat Boxing Day. MU yang dilatihnya pada musim 1992. 

Sempat ketinggalan 0-3 dari Sheffield Wednesday berhasil mengeluarkan kemampuan terbaik untuk bangkit melalui strategi ampuh Ferguson yang saat itu belum bergelar Sir.

Tetapi tidak semua pelaku sepak bola di Inggris menikmati Boxing Day. Mantan pelatih MU asal Bealnda, Louis Van Gaal malah menyebut Boxing Day adalah masa paling jahat bagi sepak bola di Inggris. Van Gaal menyoal kepada dampak Boxing Day terhadap tidak ada waktu untuk beristirahat.

Strategi Bertanding sebelum Boxing Day
Lalu bagaimana strategi pelatih dan pemain sebelum pertandingan bola. apakah mereka kehilangan momen natal?. Catatan jawaban atas pertanyaan ini menjadi menarik karena ternyata di tengah over komersialisasi berlebih, pelatih dan pemain berusaha tidak ketinggalan merayakan momen natal bersama keluarga.

"Sangat sulit untuk beradaptasi karena natal adalah saat berkumpul dengan keluarga" ujar pelatih Tottenham Spurs, Mauricio Pochettino. "Meski begitu, saya akan menikmatinya, istri saya yang memasak dan kita tetap dapat makan malam bersama" tambah Pochettino.

Ketika natal, Spurs hanya akan berlatih dari pukul 9.30 AM sampai dengan 1 PM. Sesudah itu para pemain boleh kembali ke rumah bersama keluarga.

Lain lagi dengan pelatih West Brom yang sebelumnya melatih Crystal Palace, Alan Pardew yang bahkan menjadikan tempat latihan sebagai tempat merayakan natal. "Mereka boleh membawa istri, anak dan para staf juga diijinkan membawa cucu mereka ke tempat latihan. Suasana kebersamaan akan tercipta di tempat latihan" ujar Pardew.

Tetapi yang paling luar biasa adalah Claudio Ranieri selama melatih Leicester. Ranieri sama sekali tidak melakukan latihan sehari sebelum pertandingan (di hari natal).

Bahkan hanya sedikit pengarahan taktik permainan yang diberikan oleh Ranieri. "Ini kesempatan bertemu keluarga. Energi yang didapatkan akan lebih besar ketika membiarkan mereka bertemu dengan keluarga di momen natal" ujar Ranieri.

Tidak semua pelatih seringan Ranieri. Manuel Pellegrini selama masih melatih Manchester City bahkan hanya mengijinkan pemain untuk makan siang bersama keluarga dan sesudah itu diisolasi untuk pertandingan besok hari.

"Mereka harus segera kembali pada sore hari, berlatih dan tidur seperti biasanya" ujar Pellegrini.

FA sebenarnya tidak tinggal diam untuk melihat kehilangan momen kebersamaan di saat natal. Beberapa strategi dilakukan dengan memainkan pertandingan di antara dua klub yang berdekatan pada Boxing day nanti. 

Harapannya meminimalisir waktu perjalanan, sehingga masih memiliki waktu bersama dengan keluarga sebelum dan sesudah pertandingan. Omong kosong, nilai komersialisasi dirasa lebih besar daripada itu.

Bagaimanapun memang harus ada yang dikorbankan. Perayaan sepak bola harus tetap berjalan bahkan hingga tahun baru. Sangat Padat.

Selamat Hari Natal

Referensi:1-2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun