"Sebuah hari indah untuk sepak bola. Sebuah tim dari divisi lebih rendah menang, hari besar untuk mereka." ujar Jose Mourinho, pelatih Manchester United.
Jose Mourinho hampir tidak percaya bahwa timnya harus takluk dari Bristol City di babak perempat final Carabao Cup tadi pagi waktu Indonesia. Carabao Cup adalah nama lain dari piala liga Inggris setelah sebelumnya lebih dari satu dasawarsa terakhir kompetisi ini lebih dikenal dengan nama Carling Cup ataupun Capital One.
Carabao sendiri diambil dari merek minuman energi yang berasal dari Thailand. Di Inggris, Carabao dikenal juga sebagai sponsor seragam utama klub divisi Championship, Reading dan juga sponsor bagi Chelsea, meski hanya untuk peralatan latihan mereka. Carabao akan mensponsori kompetisi ini hingga tiga tahun ke depan.
Dalam ketidakpercayaan Mourinho, energi dari Carabao mengalir memuaskan dahaga para pendukung Bristol di Ashton Gate, markas mereka. Â Satu gol dari Zlatan Ibrahimovic tidak cukup menahan derasnya antusias dari para pemain untuk membuat kejutan besar.
 Stadion riuh membahana, menggila di menit ke- 93, Korey Smith membuat Sergio Romero di bawah gawang MU tidak dapat berbuat banyak melihat gawangnya kebobolan untuk kedua kalinya. MU tumbang. Bristol City lolos ke semifinal dan lebih layak berhadapan dengan pemuncak liga premier, Manchester City.
Bristol beruntung?. Unggul penguasaan bola dengan 54 persen, MU yang menurunkan pemain bergaji termahal di Inggris, memang unggul jumlah tembakan dengan 19 berbanding 11. Namun jika bicara efektif tembakan, Bristol unggul dengan 6 tembakan tepat mengarah ke gawang dibandingkan dengan 5 kepunyaan MU. Ada faktor teknis lain yang juga menentukan, yaitu antusiasme bermain dari pemain MU.
"Secara fisik dan mental, beberapa pemain saya tidak mempunyai intensitas untuk mau menang di pertandingan ini" tambah Mourinho. Entahlah siapa yang dimaksudkan oleh Mou namun berdasarkan rating pemain dalam pertandingan itu, pemain belakang seperti Marcus Rojo dan Daley Blind adalah dua orang yang mendapat nilai paling rendah yaitu, lima. Yang lain? enam.
Hal lain yang harus dicermati Mou adalah Piala Liga memang kerap menghadirkan kejutan, terlebih kepada juara bertahan seperti mereka. Di ajang ini Giant Killer kerap bermunculan.
Pada perhelatan tahun 2000/2001, juara bertahan Liverpool harus disingkirkan dari klub antah berantah bernama Grimsby Town 1-2. Â Grimsby melakukan hal serupa di tahun 2005, kali ini Tottenham Hotspurs yang menjadi korbannya. Pada tahun 2010, lagi-lagi Liverpool juga kembali dijungkalkan oleh klub yang lebih rendah levelnya yaitu, Norhampton Town.
Tahun 2012/2013, klub divisi tiga, Bradford CIty malahan mampu mengandaskan 2 tim liga premier sekaligus, yakni Wigan dan Arsenal. Â Serta catatan "aneh", ketika klub dari luar tanah Inggris, Swansea City (Wales) untuk pertama kalinya dalam sejarah berhasil menjadi juara di kompetisi ini pada tahun 2013.