Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Cerita Mantra dan Keindahan Danau Ranamese di Manggarai

22 September 2017   23:53 Diperbarui: 23 September 2017   09:19 5047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Danau Ranamese dari Ketinggian (Dok. Pribadi)

Tak sekali kaka Frids membaca mantra tersebut. Ketika memasuki kawasan danau Ranamese, kaka Frids melakukan hal yang sama. Ketika memasuki wilayah danau,  kaka Frids mengatakan sesuatu kepada saya. "Pak Arnold, kita lupa bawa rokok, sudah mulai gerimis" katanya. Memang gerimis waktu itu, namun apa hubungannya dengan rokok?" tanya saya dalam hati.  Meski masih terus bertanya-tanya, kuanggap ini sebagai gambaran penghormatan dari Kaka Frids terhadap  alam.

Danau Ranamese, sangat tenang (Dok. Pribadi)
Danau Ranamese, sangat tenang (Dok. Pribadi)
Bagi saya, alam Ranamese memang harus dihormati. Hutan yang lebat, udara yang bersih dengan air yang melimpah membuat telaga ini harus terus tetap dijaga. Terlalu sayang apabila pohon pinus dan beraneka ragam tanaman didalamnya harus rusak apabila dikunjungi oleh pengunjung yang tak bertanggung jawab.

Buktinya, beberapa meter dari danau Ranamese , lopo-lopo (tempat berteduh)  telah tersedia untuk para pengunjung, namun tak sedikit sampah plastik juga terlihat di sekitar lopo tersebut. Paradoks terlihat berjalan ketika alam yang begitu tentram di "sana" perlahan-lahan terancam terkontaminasi oleh perilaku tanpa rasa hormat.

Selain itu, bagi saya ancaman illegal logging tetap harus diwaspadai. Apakah mungkin hal itu dapat terjadi di kawasan yang terlindungi seperti ini?  Menurut saya, di negeri ini tak ada yang tak mungkin, apalagi jika sudah bicara tentang uang. Kedangkalan pikiran seringkali mengorbankan keindahan alam seperti ini. Tanpa rasa hormat.

Pohon Pinus, Anggrek dan beraneka tumbuhan (Dok. Pribadi)
Pohon Pinus, Anggrek dan beraneka tumbuhan (Dok. Pribadi)
"Ayo lekas Pak, kita masih harus ke Borong" teriak Kaka Frids memecah kekaguman saya dan risau saya akan indahnya Ranamese.  Kami pun lekas beranjak pergi, tak ada lagi mantra yang dilantunkan Kaka Frids, tetapi dia terlihat "hormat" ketika  kami menyusuri alam Ranamese menuju gerbang keluar.

Saya tak perlu banyak lagi bertanya kepadanya, saya hanya perlu menyimak. Keindahan alam ini memang akan selalu terjaga dengan rasa hormat seperti yang dimiliki kaka Frids, meski bentuknya dapat saja berbeda. Pelajaran hari ini, keindahan alam bisa saja hanyalah sebuah kesementaraan, tetapi rasa hormat untuk sebuah keindahan akan terpapar setiap detik dalam detak semesta ini. Sesuatu yang tentu akan sangat berharga. Sampai jumpa Ranamese...

Bersama kaka Frids (Dok. Pribadi)
Bersama kaka Frids (Dok. Pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun