Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Benci Juventus, Hina Torino, tapi Jangan Tenggelamkan Turin

7 Mei 2017   13:35 Diperbarui: 7 Mei 2017   21:03 3494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Derby della Molle selalu berlangsung seru/Bara

Seperti sudah belajar dari kesalahan, tadi pagi pertarungan Derby Turin di JStadium itu jauh dari chants negatif semacam itu lagi. Saling hina dan saling benci masih dalam batas kewajaran dukungan antar kedua belas fans saja. Mungkin juga suasana sejuk ini disebabkan karena pertandingan ini waktunya berdekatan dengan tanggal peringatan Tragedi Superga yang baru beberapa hari yang lalu.

Namun tak dapat dipungkiri bahwa sepak bola itu sebenarnya dapat mempersatukan. Arti Derby della Mole ini juga menyiratkan pesan senada. Molle sendiri berasal dari nama sebuah gedung megah bernama Mole Antonelliana yang terletak di tengah kota Turin. Gedung yang menjadi landmark seperti Monas di Jakarta ini pada awalnya dibangun sebagai tempat peribadatan bagi orang Yahudi (Sinagoge) namun pada Tahun 2000 dirubah menjadi tempat museum Film nasional.

Mole Antonelliana/ Macopolo.Tv
Mole Antonelliana/ Macopolo.Tv
Gedung setinggi 167 meter ini memang menunjukkan bahwa Turin itu istimewa. Mole Antonelliana memperlihatkan bahwa Turin kaya akan budaya dan sejarah. Berbatasan langsung dengan Perancis membuat Turin berkembang pesat dan mejadi kota paling maju di selatan Italia.

Kehadiran Mole Antonelliana sejatinya adalah simbol kesatuan yang mempersatukan kedua pendukung kesebelasan, biarlah hitam putih, merah marun dalam pertandingan, namun tetaplah satu sebagai warga Turin yang istimewa. Dukungan di lapangan boleh berbeda tetapi dalam keseharian kita sama. Itu pesan mendalam dari Mole Antonelliana.

Pesan mendalam ini juga sempat disampaikan oleh dua pilar kedua klub, Paulo Dybala (Juventus) dan Juan Iturbe (Torino) melalui gesture kemanusiaan mereka. Pada Januari 2017 Dybala dan Iturbe bersama-sama turun langsung membantu para gelandangan yang ada di jalanan Turin.

Terlibat bersama dalam sebuah gerakan kemanusiaan, Dybala dan Iturbe membagi-bagikan selimut tebal kepada para gelandangan di Kota Turin. Dua orang yang berbeda jikalau berbicara tentang tradisi rivalitas kedua klub, tetapi satu sebagai penghuni Turin. Inspiratif.

Sepak bola sebenarnya mengikis itu semua. Mayoritas, minoritas tak dikenal dalam sepak bola. Perbedaan status sosial, kaya miskin, suku, agama tidak mendapat tempat dalam sepak bola. Malahan sepak bola membuat nilai-nilai kemanusiaan terpancar menjadi  satu-satunya pandu. 

Derby sudah berakhir. Saatnya menjadi warga Turin yang baik. Ada waktu membenci Juventus, dan menghina Torino tetapi atas dasar kemanusiaan, jangan pernah tenggelamkan Turin.

Salam

Referensi : 1 I 2 I 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun