Jika berjalan mulus dan terus meraih kemenangan maka bukanlah tidak mungkin Arsenal akan dapat kembali bersaing untuk paling tidak mendapatkan jatah Liga Champions. Saat ini, Arsenal tertinggal lima poin dari peringkat keempat, Manchester City namun Arsenal masih memiliki satu pertandingan lebih sedikit. Selain itu, gelar piala FA juga bisa saja diraih jika kepercayaan diri mereka terus meningkat.
Melihat keberhasilan Arsenal dengan formasi barunya, saya teringat dengan keberhasilan Juventus di Seri A Italia. Penampilan Juventus yang semakin menunjukkan performa gemilang tak lepas dari keberanian pelatih mereka, Max Allegri yang merubah taktik mereka dari 3-5-2 menjadi 4-2-3-1.
Perubahan yang dilakukan Allegri juga bukan tanpa sebab. Juventus tampil melempen hingga akhirnya kekalahan atas Fiorentina “memaksa” Allegri merubah formasi menjadi super offensif tetapi seimbang, hasilnya luar biasa. Saat ini Juventus masih terus kompetitif di setiap kompetisi yang mereka ikuti.
Einstein ingin mengingatkan bahwa sulit bagi kita untuk mengharapkan hasil menjadi lebih baik jika kita masih bertahan dengan cara yang kita pakai sekarang. Jika ingin mendapatkan sebuah hasil yang lebih baik, rubah cara pikir, cara pandang dan cara melakukan sesuatu.
Untuk melakukan ini tentulah tidak mudah, apalagi jika ini berkaitan dengan kerja tim. Namun jika kita perhatikan, Wenger dan terlebih Allegri perlahan-lahan mampu mentransfer yang dimaksudkan oleh Einstein menjadi sebuah kerja tim dalam tim mereka masing-masing.
Dalam formasi baru ini, kedua tim mendorong agar ada yang mau berkorban. Contohnya di Juventus, jika kita perhatikan bahwa transformasi pola bermain terlihat jelas dalam diri Mario Mandzukic. Mandzukic yang dulu dikenal sebagai penyerang tunggal yang sering menunggu bola di depan, sekarang menjadi penyerang sayap yang juga rajin turun membantu permainan.
Arsenal juga demikian. Dalam pertandingan melawan The Boro, gelandang serang Alex Oxlade-Chamberlain misalnya. Harus berubah menjadi bek sayap yang siap turun membantu pertahanan di kala dibutuhkan. "Ini adalah sesuatu yang baru dan posisi yang menarik bagi saya sebagai bek sayap. Kini saya juga harus fokus pada sisi pretahanan dan kami telah beradaptasi dengan sangat baik," ujar Chamberlain.
Sebagai sebuah sistim, ketika ada anggota tim yang dapat menunjukkan perubahan dan mau berkorban, maka akan berefek domino positif dalam sebuah tim. Allegri berhasil medorong Mandzukic agar mau mengalah kepada Higuain tetapi secara tidak langsung mampu memaksa Higuain untuk rajin juga membantu pertahanan.
Perlahan-lahan hal serupa juga terjadi di Arsenal, seperti yang dikatakan oleh gelandang mereka, Aron Ramsey. "Ini adalah kesekian kalinya kami bermain dengan formasi ini, saya rasa kredit harus diberikan kepada para pemain. Kami telah menunjukan karakter mau berkobran yang kami miliki di tim ini," kata Ramsey.
Namun bagi saya, kredit utama tetap perlu diberikan kepada Wenger dan Allegri. Keberanian berbumbu kecerdasan mampu membuat mereka bertindak “gila”, melakukan perubahan taktik yang fundamental dalam tim untuk hasil yang lebih baik.