Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Wenger, Allegri, dan Filosofi Einstein

28 April 2017   11:29 Diperbarui: 28 April 2017   19:48 1565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Max Allegri dan Arsene Wenger dan Perubahan Formasi/Sumber :Feethfootball

“Cukup, saatnya pergi” teriakan pendukung Arsenal di Februari meminta agar pelatih mereka, Arsene Wenger berhenti. Kekesalan itu adalah buntut dari rentetan kekalahan yang diderita Arsenal.

Wenger tidak goyah. Dalam beberapa kesempatan, Wenger menunjukkan sikap leaderhip yang luar biasa. Wenger tetap tegar dan tetap berpikir taktis,  "Hal yang paling penting bukanlah opini orang, yang paling penting adalah hasil di laga berikutnya dan bagaimana kami merespon berbagai situasi berbeda. Dalam periode seperti ini kami harus tetap bersatu, fokus, dan bangkit” ujar Wenger menanggapi ketidakpuasan fans.

Pelatih berjuluk The Proffesor itu membuktikan ucapannya. Dalam keterpurukan mereka, Arsenal berhasil menancapkan kaki mereka di partai puncak Piala FA. Prestasi yang membuat para pendukung Arsenal menghentikan teriakan mereka dan melupakan keinginan untuk mendepak Wenger.

Di semifinal Piala FA, The Gunners berhasil mengalahkan Manchester City dan akan berhadapan dengan Chelsea di partai puncak nanti.

Apa kunci kebangkitan Arsenal?. Keberanian memasang formasi baru. Setelah kalah dari Crystal Palace tiga gol tanpa balas, Arsenal mengganti formasi mereka kala bertandang ke Middlesbrough. Arsenal yang biasa tampil dengan empat bek sejajar dalam formasi, 4-2-3-1 atau 4-3-3 berubah menjadi 3-4-3 atau 3-4-2-1.

Sebuah keberanian  yang bisa dikatakan sedikit berjudi, karena selama menukangi Arsenal selama 21 tahun, Wenger jarang atau hampir tidak pernah menggunakan formasi dengan hanya tiga bek sejajar di belakang.

Syukur Arsenal berhasil menang. Middlesbrough dan Manchester City dikalahkan dengan skor identik, 2-1. Saat menang melawan Middlesbrough taktik ini juga tak lepas dari kritik.  Mantan bek Arsenal, Martin Keown berucap bahwa Lini belakang Arsenal terlihat masih longgar dan timbul kebingungan antar pemain. “Perlu segera perbaikan” kata Keown.

Wenger menanggapinya dengan ringan. Ternyata ada hal yang lebih besar yang diamati oleh Wenger lebih dari sebuah perubahan taktik. "Saya percaya formasi baru membuat para pemain mampu mengalihkan fokus dari hal-hal negatif. Terkadang, saat tim bermain kurang baik, sesuatu yang baru dapat membantu," ujar Wenger sesaat sesudah menang dari Middlesbrough.

Formasi Arsenal kala mengalahkan Leicester/ Sumber : LiveScore
Formasi Arsenal kala mengalahkan Leicester/ Sumber : LiveScore
Wenger melihat perlu dan pentingnya perubahan terlepas dari bagaimana hasilnya. Wenger juga menyadari bahwa dirinya dan para pemain telah,sedang dan dihantui oleh periode sulit. Tujuh kekalahan dari dua belas kali pertemuan membuat moral pemainnya sempat drop.

Wenger benar, perubahan taktik itu membuat segenap skuad merasa bahwa ada sesuatu yang salah dan perlu direspon secara bersama. Hasilnya luar biasa. Sesudah menang dari Manchester City, Arsenal juga sanggup membenamkan sang juara bertahan, Leicester City, 1-0 dalam lanjutan liga premier.

Para pemain Arsenal juga mendapat suntikan semangat dan kesegaran melalui perubahan taktik dan kemenangan yang direngkuh. “Saya pikir kami juga telah menemukan kepercayaan lebih pada sistem ini dengan tiga bek. Kami lebih solid" kata Laurent Koscielny, bek tengah Arsenal.

Jika berjalan mulus dan terus meraih kemenangan maka bukanlah tidak mungkin Arsenal akan dapat kembali bersaing untuk paling tidak mendapatkan jatah Liga Champions. Saat ini, Arsenal tertinggal lima poin dari peringkat keempat, Manchester City namun Arsenal masih memiliki satu pertandingan lebih sedikit. Selain itu, gelar piala FA juga bisa saja diraih jika kepercayaan diri mereka terus meningkat.

Melihat keberhasilan Arsenal dengan formasi barunya, saya teringat dengan keberhasilan Juventus di Seri A Italia. Penampilan Juventus yang semakin menunjukkan performa gemilang tak lepas dari keberanian pelatih mereka, Max Allegri yang merubah taktik mereka dari 3-5-2 menjadi 4-2-3-1.

Perubahan yang dilakukan Allegri juga bukan tanpa sebab. Juventus tampil melempen hingga akhirnya kekalahan atas Fiorentina “memaksa” Allegri merubah formasi menjadi super offensif tetapi seimbang, hasilnya luar biasa. Saat ini Juventus masih terus kompetitif di setiap kompetisi yang mereka ikuti.

Albert Einstein Quotes/ Sbr : AbundanProj
Albert Einstein Quotes/ Sbr : AbundanProj
Keberhasilan Juventus dan hasil yang didapatkan Arsenal ini mengingatkan saya akan sebuah filosofi yang dikatakan oleh Albert Einstein. Einstein pernah mengatakan bahwa adalah sebuah kegilaan melakukan sesuatu dengan cara sama berulang-ulang dan mengharapkan hasil berbeda.

Einstein ingin mengingatkan bahwa sulit bagi kita untuk mengharapkan hasil menjadi lebih baik jika kita masih bertahan dengan cara yang kita pakai sekarang. Jika ingin mendapatkan sebuah hasil yang lebih baik, rubah cara pikir, cara pandang dan cara melakukan sesuatu.

Untuk melakukan ini tentulah tidak mudah, apalagi jika ini berkaitan dengan kerja tim. Namun jika kita perhatikan, Wenger dan terlebih Allegri perlahan-lahan mampu mentransfer yang dimaksudkan oleh Einstein menjadi sebuah kerja tim dalam tim mereka masing-masing.

Dalam formasi baru ini, kedua tim mendorong agar ada yang mau berkorban. Contohnya di Juventus, jika kita perhatikan bahwa transformasi pola bermain terlihat jelas dalam diri Mario Mandzukic. Mandzukic yang dulu dikenal sebagai penyerang tunggal yang sering menunggu bola di depan, sekarang menjadi penyerang sayap yang juga rajin turun membantu permainan.

Arsenal juga demikian. Dalam pertandingan melawan The Boro, gelandang serang Alex Oxlade-Chamberlain misalnya. Harus berubah menjadi bek sayap yang siap turun membantu pertahanan di kala dibutuhkan. "Ini adalah sesuatu yang baru dan posisi yang menarik bagi saya sebagai bek sayap. Kini saya juga harus fokus pada sisi pretahanan dan kami telah beradaptasi dengan sangat baik," ujar Chamberlain.

Sebagai sebuah sistim, ketika ada anggota tim yang dapat menunjukkan perubahan dan mau berkorban, maka akan berefek domino positif dalam sebuah tim. Allegri berhasil medorong Mandzukic agar mau mengalah kepada Higuain tetapi secara tidak langsung mampu memaksa Higuain untuk rajin juga membantu pertahanan.

Perlahan-lahan hal serupa juga terjadi di Arsenal, seperti yang dikatakan oleh gelandang mereka, Aron Ramsey. "Ini adalah kesekian kalinya kami bermain dengan formasi ini, saya rasa kredit harus diberikan kepada para pemain. Kami telah menunjukan karakter mau berkobran yang kami miliki di tim ini," kata Ramsey.

Namun bagi saya, kredit utama tetap perlu diberikan kepada Wenger dan Allegri. Keberanian berbumbu kecerdasan mampu membuat mereka bertindak “gila”, melakukan perubahan taktik yang fundamental dalam tim untuk hasil yang lebih baik.

Juventus berhasil, Arsenal? On the Way…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun