Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Anti Kenyamanan Itu Bernama Christian Gonzales

6 Maret 2017   09:42 Diperbarui: 6 Maret 2017   10:09 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Quin-Trick Christian Gonzales. Sbr Gbr : Superball

Keajaiban itu hanya ada di luar zona nyaman yang kita sebut sebagai zona berbahaya (a danger zone). Zona berbahaya ini seringkali juga dinamakan sebagai zona kepanikan (panic zone). Tetapi untuk menghindari kepanikan, para penjelajah kehidupan telah menunjukkan adanya zona antara, yaitu zona belajar (learning zone atau challenge zone).- Prof. Rhenald Khasali

Semen Padang sudah unggul 2-0 sebelum genap 28 menit pertandingan leg kedua di Stadion Kanjuruhan, Malang. Para pemain Semen Padang langsung bergembira sesudah mencetak gol, termasuk Marcel Sacremento yang memberikan aksi menembakan senjata mesin ala Rambo kepada puluhan ribu pendukung Arema yang memadati Kanjuruhan malam itu.

Tiarap..Tiarap…” mungkin itu yang dikatakan oleh Sacramento dalam hati ketika melakukan gesture demikian. Kemenangan rasanya sudah menjadi milik mereka sedangkan pendukung Aremania hanya bisa terdiam dalam hening. Pertandingan rasanya sudah selesai.

Apa pasal. Semen Padang tampil superior selama Piala Presiden 2017 ini. Pasukan berjuluk Kerbau Sirah itu menjadi satu-satunya tim yang tampil tak terkalahkan dan juga tanpa kebobolan. Di sisi lain, duet mereka di lini depan, Sacramento dan Vendry Mofu tampil subur dengan menjadi pencetak gol terbanyak sementara turnamen dengan 5 dan 4 gol. Memang super.

Namun, keunggulan 2 gol (agregat menjadi 3-0) ditambah kepercayaan diri yang berlebihan membuat Semen Padang seperti sudah dalam kondisi nyaman. Sepertinya mereka berpikir adalah sesuatu yang “mustahil” bagi Arema untuk menjebol gawang mereka yang sebelumnya perawan ini sampai  4 kali. Dalam kenyamanan inilah sesuatu yang tidak diinginkan akan rentan terjadi.

Permainan Semen Padang terkesan rileks dan puas akan apa yang telah dicapai. Arema sebenarnya juga terlihat demikian dalam keadaan yang berbeda. Kekecewaan dan frustrasi nampak dari wajah Artur Cunha bek tengah Arema. Sepertinya mereka juga sudah “nyaman” untuk menerima akan kalah dari Semen Padang malam itu.

Di dalam kondisi tersebut, “Stuck in the middle” pun terjadi. Tetapi ada sosok yang tidak mau terjebak dalam keadaan tersebut, dialah Christian Gonzales.

Ketika anggota timnya seperti akan menyerah, Gonzales terus berlari dan berlari mengejar bola tanpa merasa lelah. Gonzales tidak mau merasa “terkutuk” ketika jalan seperti menjadi buntu dan tersesat. Gonzales terus mencari jalan keluar.

Menurut Prof. Rhenald Khasali, orang yang dalam kondisi nyaman, biasanya takut mencari jalan keluar atau takut tersesat di jalan buntu. Padahal solusinya mudah sekali yaitu : putar arah saja, dan bedakan antara dead end (jalan buntu) dan detour (jalan berputar). Ketika prinsip itu berhasil dipahami dan terus berusaha maka keajaiban akan terjadi.

Apa yang dikatakan oleh Prof. Rhenald Khasali  itu memang benar sekali, tetapi teori itu tidaklah mudah untuk dilakukan. Hanya “orang gila saja yang mampu mempraktekkan itu dengan ‘sempurna”.

Beruntung karena malam itu kata “kegilaan” melekat erat bagi Arema Malang. Selain berjuluk Singo Edan, Arema juga mempunyai kartu truf berjuluk si gila, El Loco, dalam diri Christian Gonzales.

‘Kegilaan” Gonzales dimulai di menit ke-29. Menerima umpan dari Felipe Bertoldo, sambal menjatuhkan diri, Gonzales menceploskan bola ke gawang M. Ridwan. Gol pertama yang bersarang di gawan Semen Padang sepanjang turnamen Piala Presiden.

Gonzales semakin menjadi-jadi. Bukan seperti biasa dimana Esteban Vizcarra atau Syaiful Indra Cahya yang mengambil tendangan bebas sedikit di luar kotak pinalti, tetapi El Loco. Tendangan menyusur tanah itu mulus masuk ke sisi kanan gawang M.Ridwan. Skor 2-2 di menit ke-31.

Keajaiban berbau keberuntungan kembali terjadi di menit ke-66. M Ridwan yang biasanya tangguh di bawah mistar gawangnya meninju bola yang mengarah ke kepala Gonzales, lalu memantul masuk ke gawang. Arema sudah unggul 3-2. Arema butuh 1 gol lagi. Tetapi pemain kedua tim seperti sudah kelelahan bertarung dalam tempo tinggi. Namun sekali lagi, kelelahan itu tidak ada dalam kamus Gonzales. Gila.

Saat pertarungan akan selesai di skor 3-2, yang artinya Semen Padang akan unggul karena agresivitas, El Loco menambah 2 gol dalam selang satu menit di menit ke-89 dan 90. Quin-tricck atau 5 gol berhasil dicetak Gonzales untuk menutup malam “penuh keajaiban” itu. Arema berhasil melaju ke final secara dramatis dengan kemenangan agregat 5-3.

Keajaiban itu hanya ada di luar zona nyaman yang kita sebut sebagai zona berbahaya (a danger zone). Zona berbahaya ini seringkali juga dinamakan sebagai zona kepanikan (panic zone). Tetapi untuk menghindari kepanikan, para penjelajah kehidupan telah menunjukkan adanya zona antara, yaitu zona belajar (learning zone atau challenge zone).

Di usia 40 tahun, Gonzales terus menunjukkan bahwa dirinya masih berada dalam zona yang membuat dirinya terus menjadi pembelajar dan senang akan tantangan. Di saat pesepak bola seusianya sudah berhenti terlibat aktif di lapangan hijau karena kalah bersaing, Gonzales terus dipercayai menjadi starter dalam setiap permainan Arema karena kontribusinya.

“Saya sering jadi umpan dan menarik lawan untuk menjaga saya, jadi teman lain bisa cetak gol. Di tim saya tetap berkontribusi, walaupun bukan gol. Itu sebabnya saya dipasang terus sejak awal”ujar Gonzales.

Gonzales bukan meraih ini semua secara instan. Gonzales terus belajar sepanjang masa melewati ujian demi ujian. Pada saat masih bermain di Uruguay, Gonzales berposisi sebagai gelandang serang. Namun, produktivitasnya dinilai kurang baik sehingga harus rela “dibuang” hingga berpindah benua dengan  bermain di Indonesia.

Di Indonesia, Gonzales selain harus beradaptasi di lingkungan yang benar-benar berbeda, Gonzales juga harus beradaptasi dengan posisi barunya sebagai penyerang, bukan gelandang serang lagi. Jelas itu meletihkan, melewati proses kesalahan dan kegagalan, menemui jalan buntu dan aneka krisis.

Jalan-jalan “gelap” itu menuntun Gonzales ke kejayaan. Gonzales telah meraih 4 kali gelar pencetak gol terbanyak di Liga Indonesia sekaligus menjadi salah satu penyerang yang paling mematikan dalam kompetisi di Indonesia dengan torehan 173 golnya. Gonzales mau belajar dan terus belajar.

Pakar Adversity Quotient, Paul Stoltz mengkategorikan orang-orang seperti Gonzales adalah golongan orang yang menyukai tantangan baru. Gonzales bukan tergolong a quitter(orang yang mudah menyerah) dan a camper(orang yang suka tetap di tempat) tetapi tipe climber(pendaki gunung).

Seorang bertipe Climber selalu menjaga dirinya tetap hidup dalam standar disiplin yang tinggi. Malam itu Gonzales seperti membuat bek-bek berusia muda dengan fisik tak kalah besar kerepotan menjaga pergerakannya. Gonzales masih terlihat prima. Saya selalu jaga pola makan, tiga hari makan berat sekali. Setiap hari saya makan nutrisi dan roti gandum untuk menjaga stamina dan fisik tetap prima. Makan bakso saya tak pernah. Setiap hari saya selalu jaga kondisi dengan latihan fisik ringan, itu wajib”jelas Gonzales mengenai disiplin yang dia lakukan untuk tetap prima. 

Gonzales seharusnya menjadi contoh bagi pesepakbola-pesepakbola muda kita. Gonzales tidak pernah puas akan pencapaian yang dicapai dan tidak gelap mata ketika hidup bergelimang harta dalam keterkenalan. Banyak pesepakbola muda yang menurunkan standar disiplin mereka yang berakibat dari kualitas permainan yang menurun.

Malam itu kedua tim dipenuhi oleh pemain-pemain yang masa depannya masih panjang. Mereka beruntung bahwa malam itu mereka menjadi saksi dari “keajaiban” yang dibuat dari pria yang anti zona nyaman bernama Christian “El Loco” Gonzales.

Catatan 5 gol atau Quin-trick, membuat Gonzales memuncaki top skor turnamen sementara dengan 8 gol. Unggul dua gol dari Marcel Sacramento. Dari puncak top skor tersebut, El Loco seperti ingin menyampaikan bahwa dalam zona nyaman tak ada kenyamanan, tak ada keajaiban selain mereka yang berani keluar dari kenyamanan untuk terus berjuang hingga akhir pertandingan.

Salut El Loco !

Salam

Referensi : 1 I 2 I 3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun