Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perlu Cara Gila untuk Atasi Harga Mahal di Papua

20 September 2016   16:54 Diperbarui: 21 September 2016   11:56 1055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istirahat siang saya hari ini ditemani acara dialog menarik di salah satu stasiun televisi dengan tajuk “Solusi Mengatasi Harga Mahal di Pegunungan Tengah Papua”. Topik ini menjadi menarik bagi saya karena sebagai orang yang juga tinggal di bagian Indonesia Timur (NTT), persoalan yang sama juga saya temui di beberapa tempat.

Saya semakin 'takjub' ketika mendegar pemaparan harga beberapa kebutuhan pokok di Kabupaten Puncak, Papua. “Bensin itu 50 ribu per liter, 1 botol air mineral 25 ribu, Garam 1 bungkus 10 ribu,” ujar William Wandik, Bupati Kabupaten Puncak.

Dengan kondisi tersebut hal prioritas yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah program Tol Udara. “Dengan kondisi geografis yang sulit, maka tol udara adalah hal yang terbaik yang dapat dilakukan oleh pemerintah,” tambah Bambang Purwoko (Ketua Gugus Tugas Papua UGM).

Tol udara yang dimaksudkan ialah mengusahakan semakin banyaknya layanan transportasi udara di daerah tersebut. Kawasan Puncak Papua ini memiliki bandara bernama Bandara Ilaga tetapi hanya memiliki runway yang pendek. Dengan runway yang tidak panjang, maka daya tampung kapasitas pesawat yang beroperasi pun kecil yaitu hanya mampu memuat muatan 1 ton dengan biaya operasional mencapai 35 Juta. “Maka jangan heran jika harga semen 1 sak mencapai 2,7 Juta,” kata William miris.

Bupati WIliam Wandik dan sebuah Optimisme (Sumber gamba: Puncak Pemkab)
Bupati WIliam Wandik dan sebuah Optimisme (Sumber gamba: Puncak Pemkab)
Langkah Konkrit Pemerintah
Keadaan ini menjadi bertambah menyedihkan karena lambat laun menjadi 'parasit' bagi pembangunan daerah di Kabupaten Puncak. “Biaya pembangunan menjadi mahal” tambah Darwin Tobing, Kepala Bapeda Kabupaten Puncak yang turut hadir saat itu.

Wiliam terlihat bersemangat ketika menceritakan bagaimana keadaan menjadi berubah drastis ketika Presiden Jokowi mengunjungi daerah pegunungan tengah. Presiden Jokowi bahkan mengusahakan agar Pertamina dapat menetralkan harga BBM di kawasan Puncak.

“Dari harga 50 ribu, untuk pertama kalinya Bensin menjadi 6500 rupiah per liter. Seperti mimpi. Banyak masyarakat yang tidak percaya,” cerita William sambil tersenyum mengenai pom bensin di Kabupaten Puncak.

Inspirasi dari presiden yang mendapat apresiasi dari masyarakat pegunungan tengah mendorong Pemda setempat untuk melakukan langkah yang lebih strategis dan terkesan berani. Pemda akhirnya 'memberanikan diri' untuk membeli pesawat untuk men-supply kebutuhan pokok masyarakat.

Pesawat berjenis DHC-4T Turbo Caribou yang sudah tiba di di Bandara Ilaga sejak 15 September ini berkapasitas lebih besar yaitu 4 ton tetapi dengan biaya operasional yang dapat ditekan hingga sama dengan pesawat dengan kapasitas yang kecil.

Kehadiran Pesawat disambut dengan Sukacita masyarakat (Sbr gbr: detiknews.com)
Kehadiran Pesawat disambut dengan Sukacita masyarakat (Sbr gbr: detiknews.com)
Ada harapan besar dari beroperasinya pesawat yang direncanakan akan disubsidi dan dikelola pemerintah bekerjasama dengan maskapai swasata ini. Jika selama ini transportasi hanya dikuasai sektor swasta, maka pemerintah diharapkan dapat mengintervensi harga pasar dengan menyediakan kebutuhan pokok dengan harga yang lebih murah. “Kita percaya bahwa harga akan bisa turun dari 30 persen hingga 40 persen. Air mineral 600 ml seharga 25 ribu kita harapkan dapat tekan hingga 8500 rupiah,” sahut Darwin.

Solusi Jangka Panjang
Wiliam, Bambang dan Darwin sepakat bahwa kehadiran pesawat ini merupakan bagian dari solusi jangka pendek. Mereka sadar betul bahwa tidak mungkin Pemda akan terus menggantungkan harapan kepada Pesawat yang jelas memiliki biaya operasi dan pemeliharaan yang mahal ini.

Harapan akan adanya akses jalan yang memadai dari gunung hingga pantai telah direncanakan dan diharapkan akan segera dapat dikerjakan. Walaupun biaya Lapen (jalan baru) setiap 1 Km mencapai 5 milliar rupiah, tetapi Pemda akan terus bergerak maju dan lagi-lagi berani untuk mengusahakan tersedianya akses jalan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun