Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pesona Desa Adat Takpala, Kampung Tradisional Cantik di Pulau Alor

30 Agustus 2016   15:54 Diperbarui: 30 Agustus 2016   19:37 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Martin juga menjelaskan bahwa waktu berkunjung ke Takpala adalah bulan Juli, dimana akan diadakan acara adat sebelum hasil kebun akan dimasukkan ke "rumah gudang". Sebutan untuk rumah tempat menyimpan hasil usaha atau hasil tanam menanam.

Pada waktu itu, akan diadakan acara adat dengan tarian ucapan syukur asal Alor yang bernama Lego-lego. Oh iya, jika kita berencana untuk datang dalam rombongan cukup banyak, kita bisa menghubungi Dinas Pariwisata Kab. Alot untuk menyiapkan acara adat yang menarik ini, tentu dengan biaya tertentu pula.

Bersama Wanita Abui yang ramah (dokpri)
Bersama Wanita Abui yang ramah (dokpri)
Di lain sisi, wanita Abui selain membantu pria untuk berkebun juga menenun dan menghasilkan barang-barang kerajinan yang menarik dan indah untuk digunakan di acara adat maupun untuk dijual. Karena itu, di sudut-sudut rumah terlihat beberapa wanita yang membariskan hasil kerajinan mereka dan menunggu pembeli. Harganya bervariasi dari 20 ribu–400 ribu rupiah bagi aksesoris dan juga kain adat hasil tenunan beraneka warna.

Aksesoris Khas Takpala (dokpri)
Aksesoris Khas Takpala (dokpri)
Aksesoris yang dibuat sendiri oleh wanita Takpala (dokpri)
Aksesoris yang dibuat sendiri oleh wanita Takpala (dokpri)
Akhirnya, cerita Martin sudah terasa penuh seiring hari yang mulai gelap. Ini bertanda sudah cukup waktu bertandang di kampung tradisional nan menarik ini. Akhirnya kami pun berpamitan untuk pulang. "Jangan lupa untuk kembali lagi" kata Martin. Tenang saja, kami akan pulang tetapi keramahan Desa Adat Takpala akan selalu membekas.

Sayonara Takpala, sampai jumpa lagi.

Ada yang tertarik mengunjungi desa ini?

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun