Karena kita dekat dengan panitia dan wartawan, bergeraklah seiring dengan wartawan ketika acara berjalan dan selesai. Karena kita akan semakin dekat dengan tempat duduk orang –orang penting itu. Walalupun ini diperlukan ketahanan untuk berdiri, jarang ada wartawan yang duduk. Sebagai Kompasianer saya juga tidak mau kalah. Hehe.
Presiden Jokowi ini tipikal yang tidak langsung pulang sehabis acara. Ini sudah modal yang bagus untuk kita sang pengejar foto bareng Presiden.Hehe.
Alangkah lebih baik, jika ada rombongan ibu-ibu yang berteriak mendekatlah ke situ. Jokowi pasti akan memperhatikan karena teriakan mereka cukup keras.Haha. Kita bisa ambil kesempatan untuk ikut berteriak ketika dia memandang ke arah kita. Lirikan mata kita jelas mempengaruhi di sisi ini.
5. Berteriaklah, jangan diam saja.
“Pak Jokowi tolong berfoto dengan saya”. Teriakkan kalimat sejenis itu dengan jelas. Jika beruntung, maka Presiden akan menunjukkan jari telunjuknya kepada kita. Itu artinya Presiden sudah bersedia untuk berfoto dengan kita dan kita yang dipilihnya. Horee.
Segeralah maju ketika sinyal itu terlihat, karena Paspampres akan segera menarik kita serta mengambil kamera atau handphone kita untuk diambilkan gambar bersama Presiden.
Catatan tambahan, kita dilarang selfie bersama Presiden.
6. Jangan membawa tas jika ingin berfoto
Pengalaman saya, selain kamera saya diambil, jika kita membawa tas, maka tas kita akan diamankan oleh Paspampres. Ini tentu supaya menjaga kemungkinan terburuk. Relakan saja untuk sementara dan jangan kuatir karena dompet kita tidak termasuk barang yang akan diamankan.Hehe.
Supaya tidak repot, jika bersama teman, titiplah tas tersebut ketika ingin berfoto daripada kita gagal berfoto karena rebut-rebutan tas padahal sudah “dipanggil” Presiden untuk berfoto. Nah...
7. Jangan “terlalu” mempercayai Paspampres untuk mengambil gambar.