Banyak diskusi ringan nan membangun akhirnya terjadi. Mulai dari cerita bagaimana awalnya Kompasiana terbangun dari awal hingga sekarang. Beruntung mas Nurolloh tidak memulai cerita dengan “Pada suatu hari..dst” kalau tidak akan lebih panjang. Pastinya. Hehe.
Saya nangkapnya sih, makna dari cerita sejarah ini adalah membuat kita seharusnya bangga menjadi bagian dari Kompasiana melalui tulisan kita. Tempat dimana dulunya berawal dari catatan pinggir P.K Ojong di Koran Kompas dan akhirnya ketika masuk digital pun hanya boleh ditulis oleh wartawan.
Setelah cerita sejarah, kita masuk ke cerita yang lebih up to date. Nama Prayitno Ramelan, Gustaf Kusno, dan Jusuf Kalla pun sempat kita sebut merujuk kepada Kompasianer yang bukan wartawan tetapi rajin menulis di Kompasiana. Jadi jangan tidak percaya diri nulis di sini. Begitu kira-kira.
Menginspirasi juga ketika kita menemukan gambaran bahwa orang-orang hebat bangsa ini pada awalnya tidak pernah absen dari acara Kompasiana. Contohnya pak Jokowi yang tidak pernah absen dari undangan Kompasiana Festival ketika masih menjabat walikota Solo. Ide-ide hebat beliau sudah difasilitasi Kompasiana jauh sebelum beliau menjadi Presiden.
“Paling tidak Kompasiana pernah menjadi bagian untuk memperkenalkan tokoh-tokoh hebat dan inspiratif bangsa ini kepada rakyat Indonesia” kata Mas Nurrolah. Weee….Hebat..Plok..plok tepuk tangan semuanya..hehehe.
Nah ini intinya. Karena sudah kenyang, kita masuk kedalam rencana aksi. Pola aksi ini merujuk kepada semakin banyaknya terbentuk komunitas Kompasiana di Indonesia dan diharapkan terjadi juga di Kupang.
Komunitas Kompasiana ini dijanjikan akan didukung sepenuhnya oleh manajemen Kompasiana lho. Asal ada orangnya dan terbentuk dulu. Yaialah.
Dukungan tidak harus lewat materi tetapi bisa dibantu dari hal kecil hingga yang besar. Dari pembuatan logo Komunitas hingga membuat kelas penulisan dan sejenisnya. Soal bantuan, kami tentu sangat antusias mendengarnya, dan berharap sehabis nangkring nanti, semoga ide ini bisa terlaksana.
Menarik ketika membicarakan seperti apa nama komunitas ini. Mencoba meniru nama “Kompasianer Amboina” di Ambon, maka secara aklamasi dan sah kami mengusulkan nama Kompasiana Flobamora. Flobamora ini singkatan dari Flores, Sumba, Timor, Rote dan Alor. Nama ini diambil dari nama pulau-pulau yang ada di NTT.
Lalu apa singkatannya, supaya menyamai kerennya nama Koprol (Kompasinaer pecinta olahraga), KPK (Kompasiana pecinta Kuliner) dan yang lain.
Sedikit “takjub” karena kita harus tertawa lebar mendapati bahwa singkatan yang memadai mengerucut ke dua nama. Kobra atau Kolor. Wee..Tepuk Jidat…