Tetapi memang benar ungkapan yang mengatakan, “Di balik hujan yang deras akan ada pelangi yang indah”. Pengalaman dua tahun itu mungkin berisikan pengalaman minim bermain bagi Pizzi, namun pengalaman dia pernah bermain bersama pemain-pemain hebat yang sekarang menjadi pelatih hebat tentu menjadi pengalaman berharga.
Pizzi di kala itu pernah bermain bersama Laurent Blanc , Luis Enrique dan tentu saja Pep Guardiola. Bukan itu saja, pengalaman dilatih pelatih hebat sekelas Bobby Robson dan Louis Van Gaal juga pernah dirasakannya. Asal tahu saja, waktu itu Jose Mourinho menjadi asisten pelatih kedua pelatih tersebut di Barcelona. Tentu saja, pengalaman tersebut akan menjadi pengalaman berharga ketika Pizzi menjalani karir kepelatihannya.
Pernah membobol Gawang Argentina
Lebih lanjut, ketika Chile mengalahkan Kolombia 2-0 di semifinal, Pizzi mengatakan bahwa pemainnya memiliki mental juara. Apakah mental itu sudah cukup untuk mengalahkan Argentina yang sudah mengalahkan mereka dua kali berturut-turut sebelum final kali ini ?
Jika melihat sejarah ini, maka Pizzi bisa disebut beruntung. Pengalaman bermain di klub sebesar Barcelona bersama pemain-pemain hebat dan juga pernah membobol gawang Argentina tidak dimiliki oleh setiap pemain. Mental dan keberuntungan inilah yang diharapkan ditularkan oleh Pizzi ke seantero pemain esok hari ketika Chile berhadapan dengan Argentina yang tentu saja lebih diunggulkan.
Semoga saja beruntung Pizzi…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H