Perdagangan Global - Transisi Energi - Krisis Super Global
Transisi energi telah menghadirkan Conundrum (Teka Teki) yang tidak pernah ditelisik secara utuh. Dalam Perdagangan Global pangsa energi fossil pada kisaran 17% pada 2019 dan naik menjadi 21% pada 2022 saat total nilai perdaganan mencapai USD 31 Trilyun. Gambarannya diberikan pada Peraga-3
Dalam lingkungan global yang mengusung transisi energi muncul paradoks seperti pada Peraga-3. Saat nilai perdagangan naik share fuel & mining (exploitatation) justru meningkat pesat. Hal ini selaras dengan gambaran konsumsi sumber energi seperti pada Peraga-3 yang menggambarkan dominasi Coal - Fuel - Gas.
Dari Peraga-4 di atas, ditengah dominasi fossil energy, share Energi Terbarukan (Renewable Energy) tidak menunjukkan peningkatan; hal yang tidak sejalan dengan berbagai kesepakatan internasional sejak Paris 2015 hingga COP-28 di Dubai pada 2023.Â
Sementara dari sisi perdagangan global, dengan share 21% ekspor, misalnya 80% untuk impor atau sekitar 16% dari total perdagangan global berarti mengeliminasi fossil fuel akan berdampak pada penyusutan sekitar 36% nilai perdaganan global - bandingkan dengan saat pandemi lalu perdagangan global susut 10% dan hingga kini belum pulih. Kondisi susut 36% dari nilai perdagangan global bak super disaster global economic ditambah lanjutannya berupa masalah sosial seperti kelaparan dan kemelut pada negara pengekspor fossil seperti South & Latin America, Africa, North Africa, Rusia, Middle East dan beberapa negara di South & Central Asia.
Dari indikasi peningkatan share ini maka akan timbul pertanyaan : Seriuskah masyarakat dunia menangani dan mengantisipasi Perubahan Iklim Global yang menghadirkan ketidakpasti dan dengan fenomena El Nino serta La Nina yang menimbulkan berbagai bencana Kekeringan dan Banjir serta beimplikasi kepada Krisis Pangan, Air, dan Energi. Atau sesungguhnya energi fossil bukan sumber atau penyebab perubahan iklim dan cuaca panas yang meningkat. Demikianlah Conundrum alias Teka-Teki yang muncul dari Transisi Energi.
Berdasarkan laporan UNCTAD tentang Perdagangan Global gambarannya diberikan pada Peraga-5
Dengan fakta penurunan perdagangan global berarti akan berimplikasi pada pertumbuhan ekonomi dan secara menyeluruh atau agregat akan berdampak pada permintaan atau konsumsi. Jika fenomena ini berlanjut maka dampak Downward Spiral tidak dapat dihindarkan dan akan terus berlanjut.