Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Terobosan Perencanaan Jangka Panjang ala Kota Tangerang Selatan

11 Agustus 2023   17:02 Diperbarui: 11 Agustus 2023   17:08 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peraga-1: Scenario Planning Cycle https://www.planning.org/pas/memo/2019/jul/

Perencanaan Berskenario dan Tatapan Masa Depan

Tinjauan Umum

Dalam rangka penyusunan Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2025-2045 Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengusung semangat kolaborasi berbentuk sesi FGD (Focus Group Discussion) dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan (stakeholder); salah satunya Lembaga Pengkajian dan pengembangan Perumahan dan Perkotaan Indonesia (LP3I) atau The HUD Institute (Housing and Urban Development) melalui undangan yang disampaikan Bapellitbangda (Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah Tangsel. Merespon undangan, penulis sebagai Sekretaris Umum LP3I akan hadir dalam sesi pada 15 Agustus 2023 tersebut.

Tulisan ini memberikan sekedar gagasan dan gugahan dalam sesi dengan agenda : FGD penjaringan aspirasi tinjauan masa depan (foresight) Kota Tangerang Selatan Tahun 2025-2045.

Pemahaman Perencanaan Berskenario dan Tinjauan Masa Depan 

Secara umum ada 3 (tiga) mahzab atau pendekatan dalam perencanaan jangka penjang masing-masing :

  • Strategic Planning yang menggunakan pemahaman Visi dan Misi kemudian diturunkan dalam objektif, kebijakan, strategi, program. Kajian berbasis SWOT (Strengh Weakness Opportunities Threat) digunakan untuk memahami potret lingkungan masa kini sedangkan Visi dan Misi merupakan harapan kelak.
  • Sustainable Planning yang menggunakan kerangka pemikiran dan disiplin pada aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan. Pendekatan itu kental dengan Ekonomi Hijau serta kepedulian lingkungan dengan ancaman Perubahan Iklim dan Emisi.
  • Scenario Planning yang melihat dan meninjau masa depan (foresight) dengan menimbang kemungkinan akan terjadi (likely to occur) kemudian disusun skenario untuk menapaki masa depan yang jumlahnya berkisar tiga atau empat namun dalam perjalanan dapat dimodifikasi dengan mengadopsi perbahan lingkungan.

Dalam tulisan ini hanya akan dikaji Perencanaan Berskenario (Scenario Planning) dengan mengadopsi dari American Planning Associates yang tahapannya diberikan pada Peraga-1.

Peraga-1: Scenario Planning Cycle https://www.planning.org/pas/memo/2019/jul/
Peraga-1: Scenario Planning Cycle https://www.planning.org/pas/memo/2019/jul/

Scenario planning berfokus pada prospek masa depan; dengan metode ini institusi dapat membentuk gagasan tentang kemungkinan skenario masa depan dan bagaimana ini dapat mempengaruhi tujuan strategis yang diharapkan.Ihwal Scenario Planning adalah membuat skenario yang berbeda untuk lanskap masa depan yang berbeda. Dengan menggunakan skenario ini, institusi akan dapat membuat keputusan yang lebih baik ketika masalah atau perubahan terjadi.

Tatapan Masa Depan (Foresight) adalah cara berpikir tentang masa depan, untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang mungkin muncul selama beberapa tahun dan dekade mendatang. Skenario masa depan merupakan alat heuristik (menemukenali dengan tepat dan cerma) dalam menatap ke depan, memungkinkan setiap stakeholder membayangkan kemungkinan masa depan dalam meningkatkan pengambilan keputusan dan pengaturan strategi. 

Tahapan dan langkah seperti pada gambar merupakan panduan dengan setiap tahapan akan memanfaatkan hasil atau output dari tahapan sebelumnya sehingga terjadi kesinambungan tanpa harus mengulang atau reiterasi proses dan perlu diberikan tenggat waktu agar tidak bertele-tele tetapi fokus pada purpose atau tujuan dari tiap tahapan atau langkah.

Skenario yang kelak akan dihasilkan dapat berjumlah tiga atau empat dengan kondisi masing-masing misalnya sebagai contoh :

1. Skenario Rajawali : melakukan langkah secara pasti dan progresif demi capai tujuan dan target seperti Rajawali terbang (Peraga-2) 

Peraga-2: Rajawali Terbang Arnold - pik 20230810
Peraga-2: Rajawali Terbang Arnold - pik 20230810

2. Skenario Kupu-Kupu : melakukan transformasi dan perubahan secara bertahap; seperti halnya metafora kupu-kupu pada Peraga-3

Peraga-3: Transformasi Kupu-Kupu  Arnold - 20230811
Peraga-3: Transformasi Kupu-Kupu  Arnold - 20230811

3. Skenario Bunglon : mengadopsi dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan seperti Bunglon pada Peraga-4.

Peraga-3: Mimikri Bunglon - Arnold : 20230811 
Peraga-3: Mimikri Bunglon - Arnold : 20230811 

Tantangan Metropolitan atau Urban Tangerang Selatan

Saat ini Kota Tangsel berpopulasi sekitar 1.8 juta dan terus berkembang menuju 2 juta sehingga menjadi kota metropolitan yang berbatasan langsung dengan Megapolitan Jakarta yang masing-masing menanggung beban urbanisasi atau perpindahan penduduk. Dari proyeksi pertumbuhan populasi, saat 100 tahun proklamasi dua dari tiga penduduk Indonesia akan berada di kawasan perkotaan atau metropolitan atau urban. Dengan porsi populasi demikian terjadi pergeseran sentra pertumbuhan dan kawasan perkotaan atau metropolitan menjadi sentra pertumbuhan ekonomi. Perihal urbanisasi, belum ada catatan negara yang berhasil menangani gelombang urbanisasi. Namun salah satu contoh yang dapat diadopsi adalah Tiongkok yang mengantisipasi dengan mempersiapkan kawasan perkotaan atau metropolitan. 

Saat ini telah lebih dari 50 (lima puluh) kota dengan aglomerasi (sentra industri / produksi) berpopulasi lebih dari 2 juta; dengan tiga kota besar utama berpenduduk terbesar masing-masing Shanghai, Beijing, dan Shenzen (kota yang konon menjadi rujukan bagi Ibu Kota Nusantara). 

Jika model Tiongkok akan diadopsi, hingga saat ini di Indonesia baru teridentifikasi  sekitar 9 (sembilan) kawasan perkotaan (urban) yang populasinya lebih dari 2 juta seperti kawasan perkotaan jabodetabek Punjur yang mencakup Kota Tangsel, Cekungan Bandung, Kedungsepur Semarang, Gerbangkertasusila Surabaya, Mebidangro Medan, Sarbagita Denpasar, Mamminasata Makassar, Bimindo Manado. Dengan demikian demi peningkatan pertumbuhan ekonomi maka pengembangan kota menjadi metropolitan merupakan tantangan utama. 

Sebagai penyelarasan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 layak perhatikan trend global yang diadopsi dalam RPJPN tersebut. Mengutip dari dokumen, Megatren global yang penting dalam 20 tahun ke depan meliputi perubahan iklim, perubahan teknologi terutama digitalisasi, pergeseran demografi, serta perubahan geopolitik dan geoekonomi akan merubah paradigma pembangunan global, mendorong kebijakan pro-lingkungan, adaptasi teknologi, mendorong pembangunan infrastruktur konektivitas kawasan yang lebih hijau, serta meningkatnya penggunaan sistem keuangan digital. Dari sisi geopolitik dan geoekonomi meliputi eskalasi persaingan antar negara dan kemunculan kekuatan seperti kenaikan nilai output negara berkembang yang mencapai 71 persen. 

Selain itu, demografi global juga akan bergeser yang ditandai dengan jumlah penduduk dunia menjadi 9,45 miliar dan porsi lansia meningkat, terutama di kawasan Asia yang mencapai 55 persen. Disrupsi teknologi semakin menguat dan akan menggantikan 40 persen pekerjaan saat ini. Peran perdagangan internasional akan tumbuh 3,4 persen per tahun. Fenomena urbanisasi dunia didorong penduduk perkotaan mencapai 65 persen yang berperan terhadap 70 persen PDB. 

Perkembangan bidang luar angkasa mendorong sektor ekonomi, kelestarian, dan keamanan antariksa. Keuangan internasional akan mengalami pergeseran dari Dollar AS menjadi multi currencies. Selanjutnya, perubahan iklim semakin menantang ditandai dengan peningkatan suhu global disertai cuaca ekstrem dan bencana. Sementara itu, meningkatnya peran ekonomi Asia dan jumlah penduduk Afrika mendorong persaingan memperebutkan sumber daya alam. Jumlah penduduk kelas menengah yang terus tumbuh mencapai lebih dari 90 persen atau 8,8 miliar jumlah penduduk dunia.

Tinjauan tatapan masa depan dari perspektif penulis layak memperhatikan aspek STEMPEL (Sosial – Teknologi – Ekonomi – Metropolitan/Mobilitas/Middle Class – Politik – Ekologi / Lingkungan Hidup – Legal) dengan pemahaman seperti pada berikut ini.

1. Sosial. Fenomena menguatnya Civil Society dan komunitas juga tuntutan berpartisipasi dalam kebijakan publik serta berkembangnya peradaban serta budaya digital dengan sebagian besar populasi terhubung (connected world); informasi mengalir cepat. Aspek Value for Money, kelayakhidupan (Liveability), Kearifan lokal, serta Kelas Menangah tampil sebagai penggerak. Dengan andil populasi 65%-70% berada pada kawasan perkotaan atau urban, tidak dapat dihindari urban akan menjadi sentra pertumbuhan ekonomi dan perlu selalu dicermati aspek perilaku masyarakat terutama pada kebijakan dan pelayanan publik.

2. Teknologi. Berkaitan dengan Teknologi Telekomunikasi dan Informasi termasuk internet, IoT/IoE, Artificial Intelligence dan perluasannya (ChatGPT), Virtual / Augmented Reality, Big Data & Analytic, dan berbagai inovasi berbasis Teknologi Digital yang menghadirkan Peradaban Digital dan berbagai inovasi dan kreativitas yang berkaitan dengan engineering dan tata laksana dan kendali pekerjaan demi mencapai efisiensi dan produktivitas.

3. Ekonomi. Berkembangnya non mainstream seperti ekonomi digital, ekonomi berbagai, ekonomi sirkular dan peningkatan partisipasi non pemerintah pada penyelenggaran layanan; sementara arus ekonomi sisi supply (Supply Push) akan menjadi pilihan daripada sisi permintaan (Demand Pull).

4. Metropolitan - Mobilitas - Middle Class. Tiga faktor ini menjadi satu kesatuan karena pertambahan populasi pada metropolitan akan meningkatkan mobilitas dan pada sisi lain akan meningkatkan kemakmuran yang berimplikasi pada pertumbuhan Middle Class; memahami hal ini maka tata kelola menjadi hal penting dan akan memerlukan banyak kreativitas. Middle class akan menjadi kontributor utama dalam penerimaan atau pendapatan. Pada sisi lain mobilitas (Lihat Peraga-5) akan berimplikasi pada sektor wisata dan juga pergerakan yang tidak hanya lintas wilayah tetapi lintas negara (mancanegara) yang menghadirkan global society.

Peraga-5 Urban & Mobility: Arnold - 20230811
Peraga-5 Urban & Mobility: Arnold - 20230811

5. Politik. Kehadiran tuntutan partisipasi dan perluasan otonomi menuju sementara harapan akan perubahan dan perbaikan termasuk dalam hal kesetaraan dan fairness tanpa segregasi akan menjadi tuntutan. Kondisi demikian akan menimbulkan kerawanan dan ketidakstabilan.

6. Ekologi – Ekosistem – Energi. Tiga faktor ini saling berkaitan sejalan dengan kepedulian terhadap perubahan iklim dan efek rumah kaca (Glasshouse Gas). Perubahan iklim dan Emisi Karbon berimplikasi pada kehidupan manusia terutama ancaman kekeringan & banjir (drought & flood) serta bencana alam juga pandemi dengan frekuensi yang meningkat. Tantangannya dalam penyediaan energi yang tidak dapat diselesaikan hanya dengan penggunaan Energi Baru tetapi membutuhkan supply yang masif sehingga dapat menghadirkan ketahanan dan keberlanjutan; juga pada pasokan pangan dan ketersediaan air.

7. Legal. Tidak merujuk pada hukum formal tetapi publik; kesepakatan Mutually -  Commonly agreed upon atau Kesepakatan Bersama jadi pilihan. Litigasi (beracara) akan dihindari tetapi bentuk off court atau non litigasi seperti mediasi atau arbitrasi menjadi pilihan.

Dengan bingkai STEMPEL atau dapat juga diperkaya bahkan disederhanakan maka perlu disusun berbagai variasi dengan memperhatikan besarnya kemungkin akan terjadi. Pembahasan terhadap ihwal ini memerlukan waktu panjang dengan wawasan luas serta proses yang mungkin beriterasi. Hasilnya akan menjadi landasan dalam penyusunan skenario.

Langkah Kota Tangsel

Penjabaran tentang Perencanaan Berskenario beserta Tatapan Masa Depan merupakan panduan yang dapat diperkaya dengan berbagai masukan dan segenap pemangku kepentingan yang peduli terhadap Kota Tangsel. Proses serta tahapan dan langkah yang diperlukan untuk menghasilkan RPJPD 2025-2045 Kota Tangerang Selatan memerlukan kesabaran dan ketelitian agar tidak menghasilkan sekedar dokumen perencanaan yang tidak dapat diimplementasikan dan tidak dapat dikelola. Jika kemudian hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara saintifik serta dapat diimplementasikan maka terobosan Kota Tangsel layak menjadi model bagi kawasan perkotaan atau metropolitan atau urban di Indonesia.

Jalarta, 11 Agustus 2023

S. Arnold Mamesah - Sekum HUD Institute

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun