Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Masa Depan Kawasan Perkotaan Permukiman dan Perekonomian Indonesia

6 Agustus 2023   01:06 Diperbarui: 6 Agustus 2023   10:20 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peraga-3 : Population & Classification - World Inequality Report

Merujuk pada World Equity Report 2022 (https://wir2022.wid.world/) gambaran struktur sosial masyarakat diberikan sepeti pada Peraga-3. Struktur tersebut memberikan gambaran masyakat masing-masing 10% pada Above the Line (ATL), 40% pada Middle Line (MIL) dan 50% pada Below the Line (BTL).

Peraga-3 : Population & Classification - World Inequality Report
Peraga-3 : Population & Classification - World Inequality Report

Secara sederhana pendapatan (income) ATL secara rerata 25x BTL sedangkan MTL 4x sehingga berdasarkan pendapatan tersebut MTL dan ATL menjadi penggerak perekonomian dengan belanja atau spending terutama pada sektor konsumsi; sementara pada sisi lain akan menjadi pengguna jasa layanan  dalam berbagai bentuk. Dengan demikian kaum BTL akan memnjadi penyedia untuk pemenuhan tersebut sebagai bagian dari lapangan kerja yang memberikan pendapatan. Demikianlah gambaran sederhana sektor layanan jasa akan bergulir pada kawasan perkotaan.

 Sementara aglomerasi pada kawasan perkotaan membutuhkan rantai industri dan rantai pasok yang saling melengkapi baik dalam kawasan maupun antar kawasan perkotaan baik domestik maupun internasional. Dengan keterkaitan rantai industri dan rantai pasok maka akan saling mengangkat pertumbuhan perekonomian dan memberikan lapangan kerja. 

Demikianlah gambaran kawasan perkotaan yang secara agregasi akan juga mejadi pasar atau membutuhkan pasokan dari kawasan rural dengan berbagai produk agro dan terbentuk relasi urban rural yang saling membutuhkan dan melengkapi sehingga perekonomian bergulir.

Tata Kelola Kawasan Perkotaan

Dalam mewujudkan penyediaan layanan serta menggerakkan pertumbuhan ekonomi dengan dukungan industri pada aglomerasi melahirkan tantangan pada tata kelola yang erat berkaitan dengan fiskal dan pembangunan yang membutuhkan dukungan dana. Dalam hal tata kelola itni akan muncul tantangan untuk membuka partisipasi dari berbagai pihak dan menghadirkan pola kerjasama dalam penyediaan dan pengelolaan layanan serta berbagai hal lain termasuk pemanfaatan aset dalam bentuk monetisasi.

Kawasan perkotaan perlu dipersiapkan dan tidak bertumbuh secara sporadis sehingga perlu perencanaan dan tahapan seperti gambaran pada Peraga-4

S Curve Urban Development : Arnold M - 202308
S Curve Urban Development : Arnold M - 202308

Dengan prakiraan rentang waktu 20 (dua puluh) tahun tahapan dan cakupannya antara lain diberikan pada berikut ini :

  • Perencanaan yang mencakup penyusunan rencana yang berkaitan dengan tata ruang dan zonasi serta pengaturan yang merujuk pada bakuan serta regulasi yang berlaku serta suara masyarakat (voice of people).
  • Langkah Awal pada tahun ke 4 hingga 7 merupakan perwujudan awal dari rencana dengan melakukan modifikasi serta perbaikan sebagai respon terhadap kebutuhan dan memperhatikan masukan yang ada.
  • Tahapan Bangkit mencakup tahun ke-8 hingga 12 dengan penyelesaian rencana awal dan melakukan perencanaan lanjutan untuk percepatan
  • Tahapan Percepatan masa tahun ke-13 hingga 16 yang merupakan upaya optimal untuk mencapai tujuan ideal berdasarkan rencana awal dan pemenuhan kelengkapan kawasan perkotaan dengan memperhatikan tridaya.
  • Tahapan Stabil atau Mapan merupakan masa tahun 17-20 dengan memastikan pemenuhan layanan dan menghadirkan kelayakhidupan. Jika kondisi ideal belum tercapai maka perlu dilakukan modifikasi dan penyesuaian.

Sejalan dengan perkembangan kesejahteraan dan kemakmuran global maka akan terjadi mobilitas penduduk dan salah satunya dalah traveling yang berkaitan dengan bisnis maupun leisure atau pariwisata. Hal demikian juga akan menjadi tantangan pada kawasan perkotaan dalam pengembangan ekonomi khususnya dalam memfasilitasi mobilitas masyarakat. Kehadiran Electronic Vehicle bukan solusi tetapi penguatan dan pemberdayaan transportasi publik yang selaras dengan pengengalian kemacetan dalam perjalanan dengan keterbatasan ruang untuk memfasilitasi kendaraan. Pengendalian dan pengutan transportasi publik perlu memperhatian perilaku masyarakat dalam mobilitas sehingga penyediaan transportasi publik yang layak perlu menjadi perhatian. Sejalan dengan hal tersebut adalah menjawab tantangan perkembangan teknologi digital dengan smart city juga berbagai bentuk berbagi fasilitas yang dikenal sebagai sharing economic. Juga perkembangan recycle economic perlu mendapatkan perhatian khususnya dalam pengelolaan sampah. Sementara konektivitas antar kawasan perkotaan perlu juga difasilitasi dengan keberadaan transportasi udara serta High Speed Train. Dengan struktur masyarakat yang terus meningkat kemampuannya maka tidak dapat dielakkan bahwa Middle Income yang juga mencakup High Income menjadi motor penggerak perekonomian dan sumber penerimaan. Dengan kondisi demikian kembali Tata Kelola Kawasan Perkotaan menjadi hal penting dan krusial agar lingkungan kawasan perkotaan dapat menghadirkan kelayahidupan. Gambaran mobilitas dan model perekonomian secara umum gambarannya diberikan pada Peraga-5.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun