Long and Winding Road
Lagu Beatles Long and Winding Road ini mungkin dapat menggambarkan kelana Pandemi COVID-19 Indonesia sudah berlangsung sejak 1 Maret 2020. Perjalanan panjang nan meletihkan dalam situasi yang mencekam akibat ancaman tularan virus yang konon berlangsung melalui droplet atau airborne. Pengumuman yang disampaikan Gugus Tugas atau Satuan Tugas Percepatan Penanganan Pandemi setiap hari ibarat hal yang dirindukan tetapi tidak disukai karena kenyataannya kasus baru terkonfirmasi infeksi terus bertambah, entah kapan akan mencapai puncak. Berbagai sebutan atau istilah sering digunakan seperti OTG ( Orang Tanpa Gejala), Transmisi, Suspek, Reproduksi menjadi pengetahuan yang perlu dipahami. Gambaran siklus atau beberapa istilah dalam operasi penanganan pandemi diberikan pada gambar-1 berikut ini.
Kurva Epidemi
Dalam penanganan epidemi atau pandemi dengan cakupan dunia, yang menjadi rujukan adalah Epidemic Curve (Kurva Epidemi) berdasarkan siklus SIR (Susceptibel - Infection - Recovered) atau rangkaian rentan - terinfeksi - pulih dengan gambaran seperti pada gambar-2 ini.
1. Early atau mula dengan kondisi masyarakat sarat polemik atau perbantahan tentang ancaman virus terutama pada media sosial.
2. Escalating atau peningkatan dan pada masa ini untuk mengekang tularan virus karena belum tersedia obat atau pencegah dalam bentuk vaksin maka diberlakukan Non Pharmaceutical Intervention berupa pembatasan atau sering disebut dengan istilah Lockdown (atau sebutan yang populer : Pembatasan Sosial Skala Besar alias PSBB) serta mendorong perilaku masyarakat agar rajin mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, dan memakai masker.
3. Extreme atau PEAK atau Puncak pandemi dengan jumlah kasus terinfeksi besar dan mencapai puncak dibandingkan dengan waktu sebelumnya.
4. Decelerating atau perlambatan dengan penurunan jumlah kasus terinfeksi.
5. Exit atau tahapan mereda. Pada masa ini jumlah kasus terinfeksi akan mirip dengan tahapan Early dengan jumlah rendah; namun virus tidak hilang dan serangannya dapat muncul yang kemudian dikenal dengan sebutan Second Wave atau Resurgence.
Grafik dan gambar-3 berikut ini memberikan gambaran perjalanan Pandemi COVID-19 Indonesia sejak 1 Maret 2020.
Dari grafik dapat dilihat bahwa kecenderung atau tren kasus terinfeksi harian terus naik dan jumlah kasus hingga hari ke-150 telah capai jumlah 102.051. Jika dibandingkan dengan kurva Epidemi di atas dengan jumlah kasus yang naik maka tahapan saat ini pada Escalating. Lalu muncul pertanyaan wajar : Kapan PUNCAK ?
Untuk memahaminya grafik jumlah tes yang dilakukan dan jumlah kasus infeksi berjalan selaras (gambar-4).
1. Memastikan warga masyarakat yang rentan serta suspek (terduga) terinfeksi berdasarkan gejala dan resiko aktivitas atau kegiatan. Faktanya banyak (sekitar 60% - 70%) yang yang terinfeksi tetapi tidak bergejala yang dikenal sebagai OTG : Orang Tanpa Gejala yang menjadi pembawa tularan (Silent Spreader)
2. Upaya pengawasan dan pengendalian tularan
3. Penanganan dan mitigasi terhadap risiko tularan
Berdasarkan Positivity Rate yang berada pada sekitar 12% maka secara statistik dapat diduga sejumlah 12% dari 270 juta populasi berpotensi terinfeksi dan jumlahnya sekitar 32 Juta. Tetapi kenapa yang berpotensi terinfeksi tersebut tidak jatuh sakit ? Dugaan sementara adalah karena kehadiran yang penulis sebut sebagai Indigenous Immunity (Imunitas ) atau imunitas yang hadir dan terbentuk dari pengalaman menderita deman atau yang sejenisnya tetapi untuk penyembuhannya menggunakan berbagai jenis obat analgesik serta perilaku atau gaya hidup yang membangun imunitas.
Menghadapi pandemi ini perlu juga paham akan Triad Epidemi pada gambar-6 berikut ini.
1. Agen yang merupakan virus yang dikenal sebagai COVID-19 yang dikenal sebagai entitas berukuran mikro nano tetapi sarat dengan hal yang tidak dapat diketahui alias unknowns
2. Host atau inang yang mencakup manusia atau masyarakat dengan perilaku yang kental dengan Unforeseen Contingencies atau perilaku dan respon yang tidak dapat diduga.
3. Lingkungan atau environment yang merupakan lingkungan dan kawasan yang sarat dengan ketidakpastian (Uncertainty)
Dengan kondisi entitas yang sarat unknowns, inang atau manusia yang kental dengan perilaku dan respon yang tak terduga, serta lingkungan yang sarat ketidakpastian tantangan menyusun strategi, skenario pelaksanaan dan sinkronisasi kegiatan menjadi tantangan yang perlu dihadapi demi keberhasilan dalam penanganan demi mencapai keberhasilan.
Exit Strategy - Berani Ekstrem Radikal
Upaya pembatasan (lockdown) yang dilakukan untuk mengendalikan tularan dalam perjalanannya telah menimbulkan Trilema Lockdown seperti pada gambar-7 di bawah ini.
Jika melihat tren kasus baru terinfeksi seakan kondisi penanganan Pandemi COVID-19 tidak mengalami perbaikan tetapi dengan menggali dan menelisik data secara cermat dan cerdas ada beberapa indikator yang menggembirakan seperti pada gambar-8 di bawah ini.
1. Rasio kasus baru terinfeksi terhadap kasus total cenderung turun dan berada di bawah 2%.
2. Kasus pulih dan rasio terhadap kasus total meningkat dan mencapai 58%
3. Kasus aktif dan rasio terhadap kasus total turun dan berada pada angka 37.2% yang maknanya jumlah yang berada dalam tahap pemulihan turun
Pemahaman grafik pada gambar-9 ini akan menjadi modal untuk langkah kolaborasi pentaheliks yang digaungkan pemerintah melalui satgas
Sungguh pelik untuk keluar dari Trilema Lockdown !Â
Arnold Mamesah - The HUD Institute & Masyarakat Infrastruktur Indonesia
Penghujung Juli 2020