Grafik dan gambar-3 berikut ini memberikan gambaran perjalanan Pandemi COVID-19 Indonesia sejak 1 Maret 2020.
Dari grafik dapat dilihat bahwa kecenderung atau tren kasus terinfeksi harian terus naik dan jumlah kasus hingga hari ke-150 telah capai jumlah 102.051. Jika dibandingkan dengan kurva Epidemi di atas dengan jumlah kasus yang naik maka tahapan saat ini pada Escalating. Lalu muncul pertanyaan wajar : Kapan PUNCAK ?
Untuk memahaminya grafik jumlah tes yang dilakukan dan jumlah kasus infeksi berjalan selaras (gambar-4).
1. Memastikan warga masyarakat yang rentan serta suspek (terduga) terinfeksi berdasarkan gejala dan resiko aktivitas atau kegiatan. Faktanya banyak (sekitar 60% - 70%) yang yang terinfeksi tetapi tidak bergejala yang dikenal sebagai OTG : Orang Tanpa Gejala yang menjadi pembawa tularan (Silent Spreader)
2. Upaya pengawasan dan pengendalian tularan
3. Penanganan dan mitigasi terhadap risiko tularan
Berdasarkan Positivity Rate yang berada pada sekitar 12% maka secara statistik dapat diduga sejumlah 12% dari 270 juta populasi berpotensi terinfeksi dan jumlahnya sekitar 32 Juta. Tetapi kenapa yang berpotensi terinfeksi tersebut tidak jatuh sakit ? Dugaan sementara adalah karena kehadiran yang penulis sebut sebagai Indigenous Immunity (Imunitas ) atau imunitas yang hadir dan terbentuk dari pengalaman menderita deman atau yang sejenisnya tetapi untuk penyembuhannya menggunakan berbagai jenis obat analgesik serta perilaku atau gaya hidup yang membangun imunitas.
Menghadapi pandemi ini perlu juga paham akan Triad Epidemi pada gambar-6 berikut ini.