Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kurva Landai dan Kurva Pandai dalam Kelana Pandemi Covid-19 Indonesia

29 Juli 2020   15:01 Diperbarui: 29 Juli 2020   22:35 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Grafik dan gambar-3 berikut ini memberikan gambaran perjalanan Pandemi COVID-19 Indonesia sejak 1 Maret 2020.

Kelana Pandemi COVID-19 Indonesia - Arnold M
Kelana Pandemi COVID-19 Indonesia - Arnold M
 

Dari grafik dapat dilihat bahwa kecenderung atau tren kasus terinfeksi harian terus naik dan jumlah kasus hingga hari ke-150 telah capai jumlah 102.051. Jika dibandingkan dengan kurva Epidemi di atas dengan jumlah kasus yang naik maka tahapan saat ini pada Escalating. Lalu muncul pertanyaan wajar : Kapan PUNCAK ?

Untuk memahaminya grafik jumlah tes yang dilakukan dan jumlah kasus infeksi berjalan selaras (gambar-4).

Tes dan Kasus Baru Terinfeksi - Arnold M
Tes dan Kasus Baru Terinfeksi - Arnold M
Dengan merujuk pada grafik maka dapat dipahami bahwa kasus baru terinfeksi akan sejalan dengan pelaksanaan tes masif dan peningkatan tes masif akan berimplikasi kenaikan kasus baru terinfeksi. Lalu muncul pertanyaan kenapa harus masif tes ?

Tes masif dan kasus baru terinfeksi - Arnold M
Tes masif dan kasus baru terinfeksi - Arnold M
Dari gambar-5 di atas, secara umum masif tes dilakukan untuk :

1. Memastikan warga masyarakat yang rentan serta suspek (terduga) terinfeksi berdasarkan gejala dan resiko aktivitas atau kegiatan. Faktanya banyak (sekitar 60% - 70%) yang yang terinfeksi tetapi tidak bergejala yang dikenal sebagai OTG : Orang Tanpa Gejala yang menjadi pembawa tularan (Silent Spreader)

2. Upaya pengawasan dan pengendalian tularan

3. Penanganan dan mitigasi terhadap risiko tularan

Berdasarkan Positivity Rate yang berada pada sekitar 12% maka secara statistik dapat diduga sejumlah 12% dari 270 juta populasi berpotensi terinfeksi dan jumlahnya sekitar 32 Juta. Tetapi kenapa yang berpotensi terinfeksi tersebut tidak jatuh sakit ? Dugaan sementara adalah karena kehadiran yang penulis sebut sebagai Indigenous Immunity (Imunitas ) atau imunitas yang hadir dan terbentuk dari pengalaman menderita deman atau yang sejenisnya tetapi untuk penyembuhannya menggunakan berbagai jenis obat analgesik serta perilaku atau gaya hidup yang membangun imunitas.

Menghadapi pandemi ini perlu juga paham akan Triad Epidemi pada gambar-6 berikut ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun