Peraga-2 menunjukkan terjadi penurunan rerata pertumbuhan pada lingkungan AE (negara maju) dari o.9% (2012-2014) menjadi 0.5% (2015-2017); pada lingkungan EMDE penurunan sangat besar dari 5% menjadi 0.7%.Â
Pada masa 2015 - 2017, dari kelompok BRISC-I, 3(tiga) negara mengalami rerata pertumbuhan positif yaitu India (paling tinggi), Indonesia, dan China; semetara South Africa, Brazil, dan Russia mengalami pertumbuhan negatif. Indonesia mengalami perubahan yang sangat berarti berupa kenaikan dari rerata minus 0.1% menjadi 4.5%; India meningkat dari 3.8% menjadi 8.6%; sedangkan China menunjukkan tren turun dari 11.9% menjadi 4.5%.
Pertumbuhan positif atau negatif pada kelompok BRISC-I dicapai dengan kondisi anggaran defisit seperti pada Peraga-3.
Sumber informasi (dengan pengolahan) : IMF
Besaran defisit terhadap PDB Indonesia di atas Russia tetapi lebih rendah dibandingkan yang lain. India mencapai tingkat pertumbuhan tinggi dengan rerata defisit mencapai hampir 7%; sementara defisit China sedikit lebih besar dibandingkan Indonesia. Rerata defisit terhadap PDB pada negara maju mencapai 2.90% sedangkan rerata pada EMDE mencapai 3.58%.
Sebagai implikasi dari defisit anggaran yang selaras dengan kebijakan stimulus perekonomian, akan terjadi peningkatan utang yang gambarannya diberikan pada Peraga-4.
Sumber informasi (dengan pengolahan) : IMF
Dari Peraga-4, secara rerata posisi rasio utang terhadap PDB pada EMDE pada 49% (2017) dan jauh di bawah posisi AE yang mencapai di atas 100%. Posisi utang terhadap PDB Indonesia masih di bawah 30% walaupun berada di atas Russia yang di bawah 20%. Rasio Brazil pada 2017 mencapai 84% sedangkan India berada pada besaran 70%. Perlu diperhatikan pertumbuhan utang China, Â dalam 3 (tiga) tahun terakhir rasionya bertambah dari 39.9% (akhir 2014) menjadi 47.8% (akhir 2017) atau sekitar 8%; walaupun PDB China tumbuh positif.
Melihat tren pertumbuhan, defisit, dan utang pada lingkungan BRISC-I, AE, dan EMDE, tidak gampang bagi Indonesia menentukan pilihan yang baik untuk diadopsi. Model Russia dengan defisit dan rasio utang rendah menghasilkan pertumbuhan PDB negatif; Brazil dengan defisit dan rasio utang tinggi tidak berdampak positif pada pertumbuhan.