Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sekadar Pesan, "Pak Presiden Jangan Sesat Paham Soal Perdagangan Global"

2 Februari 2018   23:40 Diperbarui: 2 Februari 2018   23:52 1552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Trade Key Indicators - koleksi Arnold M.

list-of-us-deficited-countries-5a748be8dd0fa813a125b4e5.jpg
list-of-us-deficited-countries-5a748be8dd0fa813a125b4e5.jpg
Pada awal pemerintahan, Presiden US Donald Trump mengancam akan memerangi defisit perdagangan US; terutama terhadap negara-negara yang menikmati surplus; namun kenyataannya Indonesia berdasarkan estimasi akan mengalami peningkatan surplus sekitar 2.5%.

Jika dicermati, surplus sejak 2015 hingga 2017 disebabkan penurunan impor yang lebih besar daripada penurunan ekspor. Sementara sejalan dengan ekspansi investasi infrastruktur, selayaknya terjadi peningkatan impor barang modal selaras dengan pertumbuhan investasi baik asing maupun domestik yang justru akan mengakibatkan defisit dalam perdagangan. 

Peningkatan impor barang modal diperlukan demi pengembangan industri yang kelak mendukung peningkatan pertumbuhan perekonomian pada masa mendatang. Memperhatikan tren perdagangan global yang pertumbuhan tahunannya lebih rendah daripada pertumbuhan ekonomi global berdasarkan PDB (Produk Domestik Bruto), sulit berharap untuk peningkatan ekspor dalam jumlah besar; sementara Kementerian Perdagangan menetapkan target peningkatan ekspor 2018 sebesar 11% yang berimplikasi menambah surplus. 

Dengan wawasan jangka pendek, mendapatkan surplus merupakan target; tetapi untuk pertumbuhan yang berkelanjutan dan langgeng defisit perdagangan merupakan kondisi yang tidak dapat dielakkan. Inilah dilematika perdagangan.

Arnold Mamesah - 1 Februari 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun