Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Indonesia Dalam Sentra Gravitasi Global

25 Januari 2018   18:24 Diperbarui: 26 Januari 2018   01:37 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Countries and Region Contribution to Global GDP - koleksi Arnold M.

Trade and GDP Growth and Ratio - koleksi Arnold M. | Sumber informasi : Trade - WTO, GDP - IMF (dengan pengolahan).
Trade and GDP Growth and Ratio - koleksi Arnold M. | Sumber informasi : Trade - WTO, GDP - IMF (dengan pengolahan).
Pasca Krisis Financial Global tren pertumbuhan perdagangan global turun; bahkan pada 2015 dan 2016 negatif. Jika pertumbuhan perdagangan global dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi global, sejak 2012 didapatkan angka lebih kecil dari 1 dan bahkan negatif. Dengan mencermati indikator tersebut dapat disimpulkan bahwa perdagangan global bukan pendorong utama pertumbuhan setidaknya hingga 2017. Kenaikan pertumbuhan perdagangan pada 2017 (diprakirakan berada pada kisaran 2.4%), lebih disebabkan dari penurunan pada 2015 dan 2016.

Kepak Perekonomian Garuda

Pada artikel : "Skenario Hadapi Ancaman Krisis Global" (artikel lengkap klik di sini), diberikan prakiraan pemicu krisis global dalam 2 (dua) tahun ke depan yaitu : Efek Tularan Utang (Eropa Selatan), Goncangan pada Bursa Saham US, Ledakan Utang (Private) China, Letusan Gelembung Usaha Rintisan (Start Up), dan Krisis (Konflik) di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Sementara dalam memprediksi pertumbuhan perekonomian Indonesia, para pemegang kebijakan fiskal (Kementerian Keuangan termasuk Kementerian Koordinator Ekonomi) dan moneter (Bank Indonesia) memposisikan perdagangan global sebagai andalan untuk mendorong pertumbuhan dengan merujuk pada kinerja perdagangan 2017 yang memberikan surplus hingga USD 11.8 Miliar. Faktor peningkatan investasi infrastruktur tetap menjadi harapan serta peningkatan konsumsi masyarakat. Trumponomics (kebijakan perekonomian Presiden US Donald Trump) pada perekonomian Amerika (US) termasuk dampak kebijakan "cut tax", dipandang akan mendorong pertumbuhan ekonomi Amerika sehingga berpengaruh pada perekonomian global. Agar memahami lebih dalam, Peraga-6 memberikan gambaran perekonomian US.

US Budget and Trade Deficit - koleksi Arnold M. | Sumber informasi : US FRED
US Budget and Trade Deficit - koleksi Arnold M. | Sumber informasi : US FRED
Berdasarkan Peraga-6, tren nilai tukar mata uang Dolar Amerika (USD) terhadap mata uang utama global (Major Currencies : Euro, Japan Yen, GB Pound), berdasarkan indeks perdagangan (Trade Weighted USD Currency Exchange Index) turun, demikian juga dengan mata uang lainnya; dengan kondisi penurunan indeks diharapkan akan dapat meredakan atau mengurangi defisit perdagangan.

Pada kenyataannya dalam perdagangan global US masih mengalami defisit pada kisaran USD 45 Miliar per bulan. Sementara tren defisit anggaran belum berbalik arah menuju keseimbangan dan cenderung bertambah. Ditambah dengan kebijakan "cut tax", defisit anggaran US akan meningkat sehingga menambah tekanan pada beban utang serta berpotensi menimbulkan gejolak. Situasi perekonomian US yang rentan seperti juga China, akan berpotensi menghadirkan tekanan terhadap perekonomian Indonesia karena sekitar 25% pasar ekspor Indonesia adalah US dan China.

Dengan memahami kondisi perdagangan global yang dan rentan, Orkestra Infrastruktur tetap menjadi pilihan utama; dan hal ini memerlukan keberanian serta sikap progresif dalam defisit anggaran pemerintah. 

Sementara peningkatan relasi dengan perekonomian yang menunjukkan peningkatan seperti Jepang dan Korea Selatan termasuk bergabung ke dalam Trans Pacific Partnerhip-11 (CPTPP : Comprehensive and Progressive Agreement for Trans Pacific Partnership) perlu segera menjadi fokus termasuk memperluas perdagangan dengan basis FTA (Free Trade Agreement) antar negara; tanpa mengandalkan skema perdagangan bebas semata.

Arnold Mamesah - 25 Januari 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun